Negara yang Tetap Gelar Pemilu di Tengah Meningkatnya Kasus Virus Corona

22 September 2020 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemilu Korsel di tengah pandemi virus corona. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pemilu Korsel di tengah pandemi virus corona. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Tahun 2020 menjadi waktu begitu buruk bagi dunia. Pandemi virus corona menghantam hampir di seluruh negara.
ADVERTISEMENT
Pandemi membuat perekonomian dan kegiatan kenegaraan tertunda. Namun, bagi beberapa negara pandemi corona tidak menghalangi pelaksanaan pemilu.
Negara seperti Korsel, AS, dan beberapa lainnya memilih tidak menunda pesta demokrasi.
Indonesia juga memutuskan tetap menggelar Pilkada Serentak yang digelar 9 Desember 2020 meski banyak dorongan agar pilkada ditunda. Pemilihan kepala daerah itu akan diadakan di 270 daerah.
Mengutip berbagai sumber, berikut 4 negara -- selain Indonesia -- yang sudah atau tetap menggelar pemilu di tengah meningkatnya pandemi virus corona:

Amerika Serikat

Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden dan calon wakil presiden, Senator Kamala Harris tampil di acara kampanye di Alexis Dupont High School di Wilmington, AS. Foto: Carlos Barria/Reuters
Amerika Serikat akan menggelar pemilihan presiden pada 3 November 2020. Sebagai negara paling terdampak virus corona usulan menunda pemilu sempat muncul.
Usulan itu bahkan sempat terlontar dari mulut Presiden Donald Trump. Namun, usulan Trump ditolak.
Presiden AS Donald Trump dan keluarganya saat peneriman Konvensi Nasional Partai Republik dari South Lawn Gedung Putih. Foto: Doug Mills/REUTERS
Proses pemilu AS hingga kini tetap berlangsung. Hanya saja dilakukan dengan protokol kesehatan ketat, seperti tidak mengumpulkan massa.
ADVERTISEMENT
Penyelenggara pemilu juga mendorong agar pemilih untuk menggunakan cara-cara aman saat memilih, seperti menggunakan surat.

Korsel

Proses perhitungan suara pemilu di Korea Selatan Foto: REUTERS/KIM HONG-JI
Pada 15 April, Korsel menggelar pemilu untuk memilih anggota parlemen.
Ketika pemilu digelar Korsel masih menjadi episenter corona dunia. Walau menyandang status itu Korsel tetap menggelar pemilu.
Pemilu pun digelar dengan memberlakukan protokol kesehatan ketat. Pemegang suara datang menggunakan masker dan sarung tangan plastik.
Proses perhitungan suara pemilu di Korea Selatan Foto: REUTERS/KIM HONG-JI
TPS juga disemprot disinfektan sebelum dibuka. Yang boleh memilih hanya pemilih dengan suhu di bawah 37,5 derajat Celsius.
Semua pemilih juga wajib menggunakan hand sanitizer. Jarak antrean dari satu orang ke yang lainnya sejauh 1 meter.

Singapura

Suasana pemilu di Singapura. Foto: Edgar Su/Reuters
Pada 10 Juli 2020, Singapura menggelar pemilu. Ketika itu, Singapura jadi negara dengan kasus infeksi virus corona tertinggi di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Saat hari pemilihan, pemilih tak cuma memakai masker dan sarung tangan, mereka juga memberlakukan social distancing.
Lansia diizinkan untuk memberikan suaranya terlebih dulu, saat TPS belum ramai.Pemilih juga harus mematuhi batas waktu di dalam bilik suara, hal ini demi mencegah penumpukan orang di TPS.

Myanmar

Sejumlah pendukung partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang balon merah saat kampanye pemilu di Yangon, Myanmar, (8/9). Foto: Shwe Paw Mya Tin/REUTERS
Pada 8 November 2020 mendatang Myanmar menggelar pemilu. Karena dikepung corona, puluhan partai meminta penundaan.
Permintaan ditolak penyelenggara pemilu. Mereka menyatakan, berbagai rencana untuk mencegah penyebaran corona saat pemilu sudah dilakukan. Di antaranya menambah jumlah TPS dari 40 ribu ke 50 ribu.
Penambahan dilakukan demi mencegah penumpukan pemilih di satu TPS. Selain itu, seluruh petugas pemilu juga dilengkapi oleh alat pelindung, pemilih wajib pula mencuci tangan.
ADVERTISEMENT