Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Nenek Berusia 100 Tahun Terlihat Mengemis di Jalanan Kota Bandung
19 Juli 2018 18:12 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB

ADVERTISEMENT
Debu menyambar ketika sebuah truk kecil melintasi perempatan Jalan Banda di dekat GOR Saparua, Kota Bandung, Kamis sore (19/7). Saat itu, duduk seorang nenek bernama Matiti di trotoar dekat lampu merah GOR Saparua. Matiti saat itu tengah duduk di bibir trotoar, sambil memegang kaleng bekas biskuit.
ADVERTISEMENT
Matiti selalu terlihat duduk di bawah lampu merah itu setiap harinya. Di perempatan lampu merah itu, Matiti menengadahkan tangan ke pengendara yang melintas. Dengan tubuhnya yang ringkih, ia menyambangi setiap kendaraan yang berhenti saat lampu merah.
Kadang, apabila sudah tidak kuat memapah tubuhnya, Matiti hanya duduk saja di bibir trotoar. Ia berharap ada yang menghampirinya untuk memberikannya uang.

"Kadang ada yang manggil," ujar Matiti dengan suara yang sangat pelan kepada kumparan saat menghampirinya.
Matiti mengaku sudah berusia 100 tahun. Dari kondisi fisiknya, Matiti sudah sangat renta. Punggungnya sudah bungkuk. Garis wajahnya terlihat jelas dan penuh lipatan. Apabila bicara, suaranya sangat pelan.
"Umur sudah 100 tahun," katanya.

Ia mengaku, ketahanan tubuhnya di usia yang sudah sangat senja ini diturunkan dari ibunya. Menurut Matiti, ibunya meninggal di usia lebih dari 100 tahun.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya tempat tinggalnya, nampak ia harus berpikir keras untuk sekadar mengingat.
Matiti mengaku tinggal di kawasan Kiaracondong, Kota Bandung. Antara rumahnya dan tempat ia biasa mengemis jaraknya sekitar 6 kilometer. Matiti mengatakan, untuk sampai ke GOR Saparua dari rumahnya, ia akan naik becak dan angkot.

"Setiap hari di sini. Biasanya datang jam 14.00 WIB. Jam segini bentar lagi pulang," katanya.
Lokasi Matiti mengemis berada di dekat komplek Markas Kodam III Siliwangi dan dekat dengan pusat perbelanjaan di Jalan Riau atau R.E Martadinata, Kota Bandung.
Ia mengaku memilki 4 orang anak. Namun, dua orang anaknya sudah lebih dulu meninggal. Dua anak yang masih hidup kini tinggal serumah dengan Matiti.
ADVERTISEMENT
"Di rumah tinggal sama anak, sama cucu," kata dia. Saat kumparan menanyakan apakah anaknya tahu aktivitas Matiti, ia tidak menjawab dengan jelas.
Di usianya yang sudah sangat senja ini, Matiti masih mengemis di jalan. Ia mengaku, uang yang ia dapatkan itu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bervariasi.
"Rata-rata sehari Rp 100 ribu," katanya.