Nestapa Anak-anak di Gaza: Tak Ada Permainan, Tak Ada Kegembiraan, Akibat Perang

1 Oktober 2024 2:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak mencari barang-barang yang dapat digunakan di tempat pembuangan sampah di Khan Younis, Jalur Gaza, Senin (15/7/2024). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak mencari barang-barang yang dapat digunakan di tempat pembuangan sampah di Khan Younis, Jalur Gaza, Senin (15/7/2024). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perang di Gaza menyebabkan 2,4 juta penduduk mengalami tragedi kemanusiaan yang luar biasa. Anak-anak di wilayah itu terkepung, menjadi paling rentan terdampak.
ADVERTISEMENT
Jonathan Crickx, juru bicara PBB untuk wilayah Palestina, baru pulang usai menjalani misi selama seminggu di Gaza. Wilayah tersebut masih terdampak, meski Israel saat ini tengah mengalihkan fokus militernya ke Lebanon.
Crickx berbicara kepada AFP tentang penderitaan anak-anak Gaza, yang tidak memperoleh satu hari pun pendidikan sejak perang kembali pecah pada 7 Oktober 2023.
"Anda melihat anak-anak yang tidak diizinkan menjalani kehidupan seperti anak-anak normal, tidak ada pendidikan, tidak ada permainan, tidak ada kegembiraan," kata Crickx.
"Wajah anak-anak ini... sangat sedih," sambungnya.
Sebagian besar anak-anak yang ia lihat di wilayah Palestina yang dilanda perang itu harus membantu keluarga mereka. Sebab, mereka tidak lagi memiliki kelas untuk diikuti.
"Jadi, Anda melihat banyak anak membawa jeriken plastik kuning (kapasitas hingga 25 liter) kotor ini," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Saya pernah melihat anak-anak mendorong jeriken-jeriken ini dengan kursi roda yang rusak, mencoba membawa air, yang merupakan salah satu masalah utama... di Jalur Gaza," lanjutnya.
Dua anak Palestina berjalan di dekat kolam air limbah di Khan Younis, Jalur Gaza, Senin (15/7/2024). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
Crickx menyebut sangat memilukan melihat anak-anak, beberapa di antaranya berusia lima atau enam tahun, mencoba mencari makanan untuk keluarga mereka.
Mereka "berjalan di tumpukan sampah yang besar dan mencoba mendapatkan apa pun yang mereka bisa," katanya.
"Anak-anak ini sangat terdampak oleh kekerasan dan pemboman serta ketidakamanan yang telah mereka alami selama setahun," ujarnya. -

Mereka ingin pergi ke sekolah

Crickx mengingat dengan jelas percakapannya dengan Ahmad, seorang anak laki-laki Gaza berusia 10 tahun, yang tinggal bersama keluarganya di sebuah kamp pengungsian di Gaza selatan.
ADVERTISEMENT
Paman anak laki-laki itu telah meninggal akibat perang. Ahmad, sangat jelas mendeskripsikan bagaimana kondisi pamannya saat meninggal.
"(Dia) mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak dikatakan oleh seorang anak berusia 10 tahun, bagaimana tubuhnya (paman) hancur berkeping-keping, bagaimana kepalanya berada jauh," ucapnya.
"Ini sangat intens dan sulit didengar dari seorang anak berusia 10 tahun," sambungnya.
Banyak anak di Gaza telah kehilangan setidaknya salah satu orang tua mereka. Crickx tak membeberkan angka pastinya. "Tetapi frekuensi kami bertemu dengan anak-anak tersebut sangat tinggi," katanya.
UNICEF memperkirakan bahwa ada 19.000 anak yang tidak ditemani atau telah terpisah dari orang tua mereka. Selain itu, tidak ada satu pun sekolah yang beroperasi di Gaza dan 85 persen dari semua bangunan sekolah telah hancur akibat pertempuran.
ADVERTISEMENT
"Anda memiliki seluruh populasi anak usia sekolah yang tidak menghadiri satu jam pun kelas dalam 12 bulan terakhir," kata Crickx.
"Yang benar-benar mengejutkan adalah bagaimana mereka ingin pergi ke sekolah, bagaimana mereka ingin bermain dengan teman-teman mereka, bagaimana mereka ingin melihat guru-guru mereka... pendidikan, pembelajaran memberi harapan," ungkapnya.

Masalah kesehatan

Badan-badan PBB dan kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan tentang penyebaran penyakit yang dapat dicegah dan risiko kesehatan lainnya yang diperparah oleh perang.
"Dengan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi, kondisi kebersihan yang sangat buruk, suhu yang tinggi, akses ke kamar mandi yang terlalu sedikit, itu adalah resep yang sempurna dan mengerikan untuk munculnya penyakit," kata Crickx.
Banyak anak yang sakit dan membutuhkan perawatan, tetapi sebagian besar rumah sakit di seluruh Gaza tidak berfungsi.
ADVERTISEMENT
"Situasi ini benar-benar menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan perawatan yang tepat yang mereka butuhkan," kata Crickx.
Dia telah bertemu dengan empat anak di rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara yang menderita kanker atau masalah jantung.
"Anak-anak ini benar-benar membutuhkan evakuasi medis segera (atau) mereka tak akan selamat," tutupnya.