Nestapa Pelajar SMK Karawang: Jualan Es Teh Baru Laku Rp 30 Ribu, Dipalak Preman

10 Oktober 2024 9:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban saat menunjukkan lokasi tempat pemalakan oleh preman yang mengaku anggota Karang Taruna. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Korban saat menunjukkan lokasi tempat pemalakan oleh preman yang mengaku anggota Karang Taruna. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nasib apes dialami Rizik Alfarizie (15 tahun), seorang pelajar SMK yang berjualan es teh di Rengasdengklok, Karawang. Keuntungan dari hasil dia berdagang, berujung dipalak oleh preman kampung.
ADVERTISEMENT
Rekaman CCTV yang menampilkan Riziq dipalak preman itu pun viral di media sosial.
Rizik menuturkan, aksi pemalakan itu terjadi pada Minggu (29/9) di lapak dagangannya di Dusun Karajan, Desa Kalangsari, sekitar pukul 19.30 WIB.
Saat itu terdapat dua orang tak dikenal datang menghampirinya menggunakan sepeda motor. Salah satu dari mereka turun dan tiba-tiba langsung meminta uang kepadanya.
Pelaku tersebut, kata dia, mengaku sebagai Karang Taruna setempat. Lantaran ketakutan, dia pun akhirnya cuma bisa pasrah menyerahkan uang hasil dagangannya.
"Dia (pelaku) datang meminta uang. Waktu minta uang, pelaku juga mengatasnamakan Karang Taruna, karena saya takut jadi saya kasih uang yang dia minta sebesar Rp 30 ribu," ucapnya, Kamis (10/10).

Polisi Cari Pelaku

Saat korban dimintai keterangan terkait pemalakan. Foto: Dok. Istimewa
Kapolsek Rengasdengklok, Edi Karyadi, menyebut jajarannya sedang menyelidiki peristiwa tersebut. Keterangan sementara yang didapat, pelaku bukan lah anggota Karang Taruna, warga setempat pun bahkan tidak ada yang mengenalinya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, pihaknya mengaku tengah memburu pelaku demi mencegah kejadian serupa terulang.
"Kita akan berupaya terus mencari pelaku yang melakukan pemerasan, apalagi dengan modus mengatasnamakan Karang Taruna. Jangan sampai pelaku melakukan hal yang sama pada pedagang atau warga yang lain, sehingga mengganggu keamanan dan ketertiban di wilayah Rengasdengklok," jelas Edi.