Nestapa Warga Kampung Miliarder di Tuban, Kini Menyesal Jual Tanah Duitnya Habis

26 Januari 2022 17:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cerita Musanam yang mengaku kecewa sudah jual lahannya. (Ist)
zoom-in-whitePerbesar
Cerita Musanam yang mengaku kecewa sudah jual lahannya. (Ist)
ADVERTISEMENT
Pada bulan Februari 2021 sejumlah desa di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jatim,menjadi sorotan masyarakat luas. Musababnya, ratusan warga mendadak menjadi miliarder setelah menjual tanahnya kepada PT Pertamina.
ADVERTISEMENT
Tanah tersebut dijual untuk pembangunan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft. Dari menjual tanah itu, rata-rata masyarakat setempat mendapatkan uang miliaran rupiah, tertinggi Rp 28 miliar.
Namun, seiring berjalannya waktu beberapa warga mengaku menyesal menjual lahannya untuk kepentingan pembangunan kilang minyak. Alasannya, mereka kini kesulitan mencari mata pencarian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi itu salah satunya dirasakan Musanam (60), salah satu warga ring satu perusahaan tepatnya di Dusun Tadahan, Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Tuban. Setelah menjual tanah tahun lalu, kini kakek tersebut tidak lagi memiliki penghasilan tetap. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ia terpaksa menjual sapi peliharaannya.
“Saya menjual sapi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," kata Musanam.
ADVERTISEMENT
Demi mendapatkan pekerjaan, kakek tersebut juga ikut demo terkait prioritas tenaga lokal untuk diperhatikan perusahaan, di depan kantor Kilang Minyak Jenu, Tuban, Senin (24/1/2022). Demo tersebut juga diikuti ratusan pemuda di enam desa yang ada di Kecamatan Jenu.
Ratusan pemuda protes di depan Kilang Pertamina di Tuban, Senin (24/1/2022).
“Dulu sebelum menjual tanah dan bangunan rumah, katanya mau dikasih pekerjaan. Sekarang tak kunjung dapat,” ungkapnya.
Perjuangan Musanam untuk mendapatkan penghidupan layak di ring satu perusahaan kilang minyak tak sendiri. Warga lain yang bernama Mugi (60) juga bernasib sama.
Perempuan yang tinggal di kampung miliarder ini juga kini nyaris tak memiliki pekerjaan usai tanah seluas 2,4 hektar dijualnya ke PT Pertamina.
"Ya, menyesal sudah menjual lahan pertanian saya ke Pertamina, dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai dan setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta. Sekarang saya sudah tidak lagi memiliki penghasilan setelah menjual lahan pertanian," kata Mugi.
ADVERTISEMENT
Lahan Mugi dibeli Pertamina dengan harga sekitar Rp 2,5 miliar lebih dengan dijanjikan anaknya akan bisa bekerja di proyek kilang.
Mugi menabung uang hasil penjualan tanah dan sisanya digunakan untuk bertahan hidup.
“Saya dirayu untuk menjual tanah, katanya mau diberikan pekerjaan anak-anak saya, pokoknya dijanjikan enak-enak. Tapi sekarang mana, enggak ada," kata dia.

Pernyataan Pertamina

Pihak Pertamina angkat bicara terkait persoalan tersebut. Hal tersebut disampaikan Kadek Ambara Jaya, Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).
“PRPP dan Pertamina Project GRR berkomitmen merekrut pekerja yang memenuhi persyaratan dan memenuhi kompetensi yang diperlukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” ungkap Kadek Ambara Jaya.
Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan Dan Petrokimia Kadek Ambara Jaya (Ist)
Pihaknya memastikan untuk mengimplementasikan rekrutmen tenaga kerja dengan baik dan transparan, proses rekrutmen pada tahun 2022 didukung oleh PT Pertamina Training & Consulting (PTC). Penunjukan PTC didasari agar proses rekrutmen dapat dilakukan secara transparan, independen, dan bebas dari intervensi mana pun.
ADVERTISEMENT
“Terkait dengan pemenuhan tenaga kerja untuk proyek GRR Tuban di tahun 2022 ini, kami tetap akan melanjutkan komitmen kami untuk memberdayakan masyarakat lokal seperti tahun sebelumnya,” ujar dia.
Meski demikian, Kadek menjelaskan untuk kebutuhan tenaga kerja yang memerlukan kompetensi tertentu, pihaknya akan melakukan seleksi sehingga nantinya akan diperoleh putra daerah sebagai calon pekerja yang sehat jasmani dan rohani, disiplin, profesional, kompeten serta berdedikasi tinggi untuk bersama-sama kami mendukung setiap fase pembangunan kilang.
“Kami juga punya harapan besar bahwa para calon tenaga kerja yang kami rekrut, dapat menjadi representasi warga lokal yang membanggakan, bukan hanya kepada daerah Tuban tetapi juga bagi GRR Tuban dan PRPP serta dapat meningkatkan reputasi perusahaan di hadapan para pemangku kepentingan lainnya,” ungkap Kadek.
ADVERTISEMENT