Netanyahu Akan Lipat Gandakan Populasi Israel di Golan Imbas Assad Tumbang

16 Desember 2024 11:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Menahem Kahana/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Menahem Kahana/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Israel akan melipatgandakan populasi warganya alias memperluas permukiman di Dataran Tinggi Golan. Keputusan itu diambil imbas tumbangnya rezim Bashar al-Assad di Suriah.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disampaikan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (15/12).
"Pemerintah dengan suara bulat menyetujui "rencana senilai 40 juta shekel (Rp 117,9 miliar)" untuk pengembangan demografi Golan, mengingat perang dan front baru di Suriah dan keinginan untuk menggandakan populasi," kata Netanyahu seperti dikutip dari AFP.
Menurut Netanyahu, rencana melipatgandakan populasi ditujukan sebagai saran penguatan Israel.
Tentara Israel berada di atas kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) dan Namer sedang shalat di sepanjang sisi Dataran Tinggi Golan di garis gencatan senjata antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, Selasa (10/12/2024). Foto: Miro Maman/REUTERS
“Kami akan terus membangun diri di sana, mengembangkannya, dan menetap di sana,” jelas dia.
Golan merupakan wilayah yang dicaplok Israel dari Suriah sejak 1967. Aksi Israel tak diakui PBB dan cuma diakui sekutu dekatnya AS.
Selain itu Golan adalah rumah bagi 23 ribu warga Druze yang sudah ada di sana sebelum pencaplokan Israel. Sebagian besar mereka memegang kewarganegaraan Suriah.
ADVERTISEMENT
Sedangkan hanya 30 ribu warga Israel menetap di Golan.
Peta Palestina, Lebanon, Suriah, dan Israel. Foto: Dimitrios Karamitros/Shutterstock
Sebelum menyatakan melipatgandakan populasi, Netanyahu menegaskan nantinya Golan akan menjadi milik Israel selamanya.
Tindakan Israel mencaplok Golan bahkan menyerang Suriah ratusan kali usai Assad tumbang menuai kecaman dunia.

Kecaman Arab Saudi

Langkah terbaru Israel untuk memperluas permukiman di Golan juga mendapat kecaman dari Arab Saudi lewat siaran pers Kemlu (15/12). Menurut Saudi, langkah itu merupakan sabotase yang terus dilakukan Israel terhadap peluang Suriah untuk memulihkan keamanan dan stabilitasnya.
Arab Saudi juga menyerukan masyarakat internasional untuk mengutuk pelanggaran Israel ini. Saudi menekankan perlunya menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Suriah. Saudi juga menegaskan kembali posisi tegasnya bahwa Golan adalah tanah Arab Suriah yang diduduki oleh Israel.
ADVERTISEMENT