Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Netanyahu Ancam Lebih Banyak Perang meski Telah Bunuh Pemimpin Hamas
18 Oktober 2024 17:41 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji akan melanjutkan perang Israel di Gaza dan Lebanon meskipun orang yang paling diincarnya, yakni pemimpin Hamas Yahya Sinwar, telah tewas.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (18/10), Netanyahu menyatakan pembunuhan Sinwar bisa menjadi kunci untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari setahun di Gaza.
Sementara itu, sekutu Hamas di Lebanon, Hizbullah, berjanji akan meningkatkan serangan terhadap Israel. Iran juga menyatakan kematian sekutu mereka, Sinwar, akan memperkuat semangat perlawanan di kawasan tersebut.
Yahya Sinwar yang dikenal sebagai dalang serangan besar Hamas pada 7 Oktober 2023, tewas dalam operasi militer Israel di Gaza.
Netanyahu memuji operasi tersebut sebagai pencapaian besar, namun menegaskan perang masih jauh dari selesai, terutama selama sandera Hamas belum dibebaskan.
“Kita punya kesempatan besar untuk menghentikan poros kejahatan dan menciptakan masa depan yang berbeda,” ujar Netanyahu, merujuk pada Iran dan sekutunya di Gaza, Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman.
Pernyataan Netanyahu ini bertentangan dengan para pemimpin Barat, seperti Presiden AS Joe Biden, yang berharap kematian Sinwar menjadi momentum untuk mengakhiri konflik dan memulai pembicaraan gencatan senjata.
ADVERTISEMENT
Biden juga mendesak pembebasan sandera yang masih ditahan Hamas.
“Kendala besar kini telah disingkirkan,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengacu pada penolakan Sinwar terhadap perundingan.
Namun, seorang diplomat senior di Lebanon meragukan hal tersebut.
“Kami berharap, selama ini, bahwa menyingkirkan Sinwar akan menjadi titik balik di mana perang akan berakhir di mana semua orang akan siap meletakkan senjata mereka. Tampaknya kami sekali lagi keliru,” ungkapnya.
Upaya mediasi gencatan senjata yang dipimpin oleh Amerika Serikat selama beberapa bulan terakhir belum membuahkan hasil.
Iran, musuh bebuyutan Israel, dianggap tidak mampu menandingi kekuatan militer Israel yang didukung penuh oleh AS.
Konflik yang meluas ini pun memicu konfrontasi langsung antara Iran dan Israel, termasuk serangan rudal pada April dan Oktober.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Netanyahu berjanji akan menanggapi serangan tersebut. Sementara Washington mendesak Israel untuk membatasi serangan, terutama terhadap fasilitas energi dan nuklir Iran.