Netanyahu Disidang atas Kasus Korupsi, Unjuk Rasa Pecah di Depan Pengadilan

10 Desember 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri sidang tuduhan korupsi di Tel Aviv, Israel, Rabu (10/12/2024). Foto: Menahem Kahana/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri sidang tuduhan korupsi di Tel Aviv, Israel, Rabu (10/12/2024). Foto: Menahem Kahana/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menghadapi babak baru dalam kariernya yang penuh kontroversi.
ADVERTISEMENT
Pada Selasa pukul 10 pagi waktu setempat (10/12), ia hadir di pengadilan Tel Aviv untuk bersaksi dalam persidangan korupsi yang telah berlangsung lama, di tengah ketegangan perang Gaza dan tekanan politik domestik.
Di saat yang bersamaan, puluhan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung pengadilan.
Ada yang mendukung, ada pula yang menuntut Netanyahu mempercepat negosiasi pembebasan seratusan sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza.
PM berusia 75 tahun itu didakwa sejak 2019 atas kasus penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Tuduhan ini mencakup korupsi berupa penerimaan hadiah dari pengusaha kaya dan dugaan pemberian keuntungan regulasi kepada taipan media sebagai imbalan liputan positif.
Meski demikian, ia menyangkal semua tuduhan tersebut.

Tantangan Ganda

Demontrasi saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri sidang tuduhan korupsi di Tel Aviv, Israel, Rabu (10/12/2024). Foto: Stoyan Nenov/REUTERS
Di tengah tekanan hukum, Netanyahu juga menghadapi tantangan berat sebagai pemimpin negara yang sedang berperang. Israel telah melancarkan operasi militer di Gaza selama lebih dari setahun melawan Hamas, menyusul serangan mengejutkan kelompok tersebut pada 7 Oktober 2023.
ADVERTISEMENT
Selama perang, persidangan Netanyahu sempat ditunda, tapi pada pekan lalu hakim memutuskan ia harus mulai memberikan kesaksian.
Jadwal persidangan akan berlangsung tiga kali seminggu.
“Ancaman nyata bagi demokrasi di Israel bukan berasal dari perwakilan publik yang dipilih, tetapi dari beberapa pihak di penegakan hukum yang menolak menerima pilihan rakyat dan mencoba melakukan kudeta politik,” ujar Netanyahu dalam pernyataannya pekan lalu, seperti dikutip dari Reuters.

Polarisasi Politik Picu Kehancuran Persatuan

Demontrasi saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri sidang tuduhan korupsi di Tel Aviv, Israel, Rabu (10/12/2024). Foto: Stoyan Nenov/REUTERS
Masalah hukum pemimpin Israel sejak 2009 itu telah lama memecah belah masyarakat Israel.
Lima kali pemilu dalam empat tahun terakhir mencerminkan bagaimana isu ini mengguncang stabilitas politik negara tersebut.
Upayanya untuk membatasi kekuasaan peradilan pada 2023 lalu juga memicu protes besar-besaran.
Awalnya, tragedi serangan Hamas menyatukan warga Israel dalam duka.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring waktu, konflik di Gaza kembali memunculkan perpecahan politik. Anggota kabinet Netanyahu, termasuk menteri kehakiman dan kepolisiannya, kini berselisih dengan peradilan terkait berbagai isu, menambah tekanan pada pemerintahan.
Tantangan hukum Netanyahu juga meluas ke ranah internasional. Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dalam konflik Gaza.
Warga Palestina menerima jatah makanan matang sebagai bagian dari inisiatif sukarelawan di kamp pengungsian sementara di Mawasi Khan Yunis di Jalur Gaza, pada 3 September 2024. Foto: Bashar Taleb/AFP