Netanyahu: Israel Hantam Sistem Pertahanan Iran dengan Keras

28 Oktober 2024 10:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024. Foto: Ronen Zvulun / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024. Foto: Ronen Zvulun / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (27/10) menyebut, serangan militernya menghantam Iran dengan keras.
ADVERTISEMENT
"Angkatan Udara menyerang seluruh Iran," kata Netanyahu seperti dikutip dari Reuters.
"Kami menghantam dengan keras kemampuan pertahanan Iran dan kemampuannya memproduksi rudal yang ditujukan kepada kami," sambung dia.
Dia menambahkan, serangan Iran ke Israel presisi dan begitu kuat. Netanyahu menegaskan, seluruh sasaran yang mereka tuju di Iran berhasil diserang.
Menambahkan Netanyahu, Kepala Staf Umum Militer Israel Letjen Herzi Halevi menyebut serangan negaranya ke Iran adalah bentuk bagaimana mereka merespons musuh.
"Kami menghantam sistem strategis di Iran yang sangat penting sekarang bagaimana kami melihat perkembangannya. Kami siap untuk semua skenario di setiap arena," jelas Halevi.
Serangan Israel ke Iran dilakukan pada Sabtu (26/10) lalu. Aksi Israel merupakan balasan dari serangan rudal Iran pada 1 Oktober 2024 ke Zionis.
ADVERTISEMENT
Israel menyatakan, serangan mereka berhasil melumpuhkan sistem pertahanan udara Iran. Beberapa laporan menyebut, ledakan terdengar di ibu kota Iran, Teheran.
Presiden Iran Masoud Pezeskian memastikan Iran tidak mencari perang. Tetapi, dengan adanya peristiwa ini maka Iran bakal memberikan respons yang sesuai ke Israel.
Sejumlah negara mengecam serangan Israel ke Iran, mulai dari Arab Saudi hingga Indonesia.
"Indonesia dengan tegas mengutuk serangan militer Israel terhadap Iran. Peningkatan dan perluasan konflik ini merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan menunjukkan pengabaian hukum internasional sepenuhnya oleh Israel," tegas Kemlu RI pada 26 Oktober 2024.