Netanyahu Minta PBB Segera Pindahkan Pasukan UNIFIL: Keluarkan dari Zona Bahaya

13 Oktober 2024 19:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-79 di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York City pada 27 September 2024. Foto: Charly Triballeau/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-79 di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York City pada 27 September 2024. Foto: Charly Triballeau/AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta Kepala PBB untuk memindahkan pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan. Pasukan tersebut diminta keluar dari wilayah berbahaya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Netanyahu kepada Sekjen PBB Antonio Guterres sehari setelah Pasukan Sementara PBB di Lebanon, yang dikenal sebagai UNIFIL, menolak untuk mundur dari daerah perbatasan meskipun lima anggotanya terluka dalam tembakan Israel beberapa hari terakhir.
"Tuan Sekretaris Jenderal, pindahkan pasukan UNIFIL dari wilayah berbahaya. Ini harus dilakukan sekarang juga, segera," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh kantornya, Minggu (13/10).
Netanyahu, yang berbicara dalam sebuah rapat kabinet, mengatakan pasukan Israel telah meminta UNIFIL beberapa kali untuk pergi tetapi berulang kali ditolak sehingga menjadi perisai manusia bagi Hizbullah.
"Penolakan Anda untuk mengevakuasi tentara UNIFIL menjadikan mereka sandera Hizbullah. Ini membahayakan mereka dan nyawa tentara kita," kata Netanyahu.
"Kami menyesalkan cedera yang dialami tentara UNIFIL dan kami melakukan segala daya kami untuk mencegah cedera ini. Namun, cara yang sederhana dan jelas untuk memastikan hal ini adalah dengan mengeluarkan mereka dari zona bahaya," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, UNIFIL menolak meninggalkan posisinya di Lebanon selatan.
"Ada keputusan bulat untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk tetap berkibar tinggi di wilayah ini, dan untuk dapat melapor kepada Dewan Keamanan," kata juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti, Sabtu kemarin.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix dan Kepala Misi dan Komandan Pasukan UNIFIL, Letnan Jenderal Aroldo Lazaro, mengunjungi Posisi PBB 1-21 yang terletak di Garis Biru dekat Ramieh, Lebanon selatan. 12 Januari. Foto: Pasqual Gorriz/PBB
Tenenti mengatakan Israel telah meminta UNIFIL untuk mundur dari posisinya saat ini sejauh lima kilometer dari blue line. Namun UNIFIL menolaknya.
UNIFIL terdiri dari sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara yang dibentuk pada tahun 1978, bertugas memantau gencatan senjata yang mengakhiri perang 33 hari pada tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.
Empat puluh negara yang berkontribusi pada pasukan penjaga perdamaian di Lebanon mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka "mengutuk keras serangan baru-baru ini" terhadap pasukan penjaga perdamaian.
ADVERTISEMENT
"Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara memadai," kata pernyataan bersama, yang diunggah di X oleh misi PBB Polandia dan ditandatangani oleh negara-negara termasuk kontributor utama Indonesia, Italia, dan India.