Netanyahu Ngotot Minta UNIFIL Tinggalkan Kawasan Pertempuran di Lebanon Selatan

15 Oktober 2024 3:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Abir SULTAN / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Abir SULTAN / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, meminta semua personel Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) meninggalkan lokasi pertempuran antara militer Israel dan Hizbullah di Lebanon Selatan. Baginya, langkah itu adalah yang terbaik untuk menghindari korban berjatuhan di pihak UNIFIL.
ADVERTISEMENT
"Langkah terbaik bagi keselamatan personel UNIFIL adalah, mengindahkan permintaan Israel (pergi dari Lebanon Selatan) untuk sementara, guna menghindari jalan kekerasan," kata Netanyahu, dikutip dari reuters Selasa (15/10).
Netanyahu juga membantah tudingan bahwa militer Israel telah menyerang pasukan UNIFIL. Ia menyebut tudingan itu salah, dan meminta UNIFIL untuk pergi dari kawasan.
Ini adalah kesekian kalinya Netanyahu minta UNIFIL pergi dari Lebanon Selatan. Pada Minggu (13/10), Netanyahu yang berbicara di rapat kabinet menyebut UNIFIL harus pergi, karena ia merasa penjaga perdamaian ini hanya dijadikan tameng Hizbullah.
"Penolakan Anda untuk mengevakuasi tentara UNIFIL menjadikan mereka sandera Hizbullah. Ini membahayakan mereka dan nyawa tentara kita," kata Netanyahu.
Pada Minggu itu, tiga peleton (setara 60-120 personel) pasukan Israel melintasi garis biru atau garis demarkasi yang dibuat oleh PBB, pada batas negara Israel dan Lebanon, usai invasi tahun 2000.
ADVERTISEMENT
Garis ini sendiri diawasi oleh UNIFIL sejak tahun itu, guna mencegah konflik antara Israel dan Lebanon.
Korban berjatuhan. Sudah ada 15 pasukan penjaga perdamaian luka-luka akibat aksi militer Israel ini.
"Tadi pagi saya dapat laporan ada tambahan 15 orang pasukan penjaga perdamaian yang mengalami luka," kata Menlu Retno Marsudi pada Info A1 kumparan.
"Ada satu lagi tambahan Indonesia tapi yang lainnya dari berbagai negara," tutup Retno.