Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Netanyahu Sebut Israel Siap Lanjutkan Pertempuran di Gaza Kapan Saja
24 Februari 2025 11:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan siap melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza kapan saja. Ia juga berjanji menyelesaikan tujuan perang baik melalui negosiasi atau dengan cara lain.
ADVERTISEMENT
"Kami siap untuk melanjutkan pertempuran sengit kapan saja, rencana operasional kami siap," kata Netanyahu dalam upacara untuk perwira tempur, satu hari setelah Israel menunda pembebasan tahanan Palestina, dikutip dari AFP, Senin (24/2).
"Di Gaza , kami telah melenyapkan sebagian besar pasukan Hamas yang terorganisir, namun jangan ragu. Kami akan menyelesaikan tujuan perang sepenuhnya, baik itu melalui negosiasi atau cara lain," lanjut Netanyahu.
Kesepakatan gencatan senjata yang rapuh dimulai pada 19 Januari 2025. Kesepakatan ini menghentikan pertempuran yang terjadi selama lebih dari 15 bulan di wilayah Palestina.
Gencatan senjata fase pertama akan berakhir di awal Maret, namun negosiasi belum dimulai untuk melanjutkan fase selanjutnya yang bertujuan untuk menghentikan peperangan secara permanen.
Israel diharapkan membebaskan lebih dari 600 tahanan Palestina pada Sabtu (22/2) sebagai pertukaran untuk 6 sandera Israel yang dibebaskan Hamas di Gaza. Namun, Netanyahu mengatakan pembebasan tahanan akan ditunda sampai Hamas mengakhiri upacara yang memalukan saat membebaskan tahanan Israel.
ADVERTISEMENT
Hamas menuduh Israel membahayakan gencatan senjata setelah pemerintahan Netanyahu menunda pembebasan tahanan Palestina.
"Dengan menunda pembebasan tahanan Palestina kami berdasarkan kesepakatan gencatan senjata fase pertama, pemerintahan musuh bertindak secara merajalela dan membahayakan seluruh perjanjian kesepakatan," kata pejabat Hamas, Bassem Naim, dalam sebuah pernyataan.