Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
New York Mulai Kenakan Denda Kendaraan di Sejumlah Zona Kemacetan
5 Januari 2025 18:37 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
New York resmi menjadi kota pertama di Amerika Serikat yang menerapkan biaya kemacetan untuk kendaraan.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini bertujuan mengurangi lalu lintas padat dan mendukung pendanaan transportasi umum, meskipun menuai pro dan kontra dari berbagai pihak.
Zona kemacetan mencakup area di selatan Central Park, termasuk kawasan ikonik seperti Times Square, Empire State Building, dan distrik keuangan Wall Street.
Pengemudi mobil akan dikenakan biaya hingga USD 9 (sekitar Rp140 ribu) per hari selama jam sibuk, sementara kendaraan lain seperti truk dan bus wisata dikenai tarif lebih tinggi, hingga USD 21,60.
Melihat London dan Singapura
Skema serupa telah diterapkan Inggris dan Singapura.
London memperkenalkan Congestion Charge Zone (CCZ) pada 2003, mengacu pada sistem Electronic Road Pricing (ERP) di Singapura.
Di London, biaya sebesar 15 poundsterling (sekitar Rp290 ribu) berlaku untuk sebagian besar kendaraan yang memasuki zona pusat kota pada jam sibuk, dengan denda hingga 195 poundsterling jika melanggar.
Kontroversi di New York
ADVERTISEMENT
Di New York, kebijakan ini diproyeksikan mengumpulkan miliaran dolar untuk memperbaiki sistem transportasi umum yang sudah tua.
Namun, langkah tersebut mendapat kritik tajam, termasuk dari pengemudi taksi, warga lokal, dan Presiden terpilih Donald Trump, yang bersumpah akan membatalkan skema ini ketika resmi menjabat.
Dikutip dari BBC, sejumlah politisi Partai Republik, termasuk Anggota Kongres Mike Lawler, menganggap biaya kemacetan sebagai “perampasan uang” yang membebani masyarakat, terutama mereka yang tinggal di pinggiran kota.
Sementara itu, pengadilan juga berupaya memblokir kebijakan ini ditolak dengan hakim menyatakan dampak lingkungan terhadap wilayah sekitar dapat dikelola.
Sebagai salah satu kota terpadat di dunia, New York menghadapi tantangan besar dalam lalu lintas.
Laporan INRIX menyebut kendaraan di Manhattan hanya mampu melaju dengan kecepatan rata-rata 17 km/jam pada jam sibuk pagi hari.
ADVERTISEMENT