Ngabalin soal Jokowi Beri Sinyal Dukung Ganjar: Situasi Politik Cepat Berubah

23 Mei 2022 14:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin saat tiba di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (7/4/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin saat tiba di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (7/4/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pernyataan Presiden Jokowi di Rakernas Projo di Magelang Sabtu (20/5) mencuri perhatian publik. Pernyataan itu banyak ditafsirkan sebagai ‘sinyal’ dukungan ke Ganjar di Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menuturkan, dalam politik, dinamika selalu berubah.
“Dinamis, jadi tidak bisa teman-teman kemudian membicarakan sesuatu lebih awal. Istilahnya Belanda masih jauh ojo kesusu, yang terburu-buru. Situasi politik itu kan hitungan detik bisa cepat berubah,” kata Ngabalin di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (23/5)
“Jadi, Pak Presiden harus memberikan pengarahan seperti itu dan beliau sebagai kepala negara,” tegas Ngabalin.
Presiden Joko Widodo menghadiri acara Rakernas V 2022 Relawan Pro Jokowi (Projo) di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5). Foto: Relawan Projo
Lebih lanjut, menurut Ngabalin, setiap pemimpin yang sukses dan berhasil, pasti mengerti siapa orang yang pas dan memiliki kapasitas kapabilitas serta kemampuan leadership. Ini pun berlaku bagi Jokowi.
Ia lalu menjelaskan, Jokowi sangat mementingkan soal keberagaman agama dan suku di Indonesia. Sehingga, ketika bicara penerus, hal ini pasti tak luput dari perhatiannya.
ADVERTISEMENT
“Mengerti tentang pemerintahan mengerti tentang heterogennya bangsa ini, Presiden punya wacana besar tentang bagaimana kehidupan orang menyatu suku bangsa yang berbeda-beda Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, Islam,” papar Ngabalin.
Bagi Ngabalin, Indonesia ke depan harus damai dan memiliki pemahaman moderasi beragama. Ia yakin Jokowi dalam memilih penerusnya juga mempertimbangkan hal ini.
“Harus ada pokoknya kriteria itu tidak lepas dari pikiran dan gagasan besar Presiden Joko Widodo ojo kesusu,” beber Ngabalin.
Ketika ditanya apakah pernyataan itu sinyal keberpihakan Jokowi ke Ganjar di Pilpres 2024, Ali enggan berkomentar.
“Saya tidak ikuti itu informasi seperti itu,” ujar Ngabalin.