Ngabalin soal Teror di Mabes Polri: Itu Pentingnya HTI dan FPI Harus Dibubarkan

2 April 2021 10:16 WIB
Ali Mochtar Ngabalin. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ali Mochtar Ngabalin. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Rentetan aksi teror yang terjadi belakangan ini turut menyita perhatian banyak pihak. Terakhir adanya penyerangan di Mabes Polri pada Rabu (31/3).
ADVERTISEMENT
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Muchtar Ngabalin menjelaskan hal itu membuktikan bahwa adanya kelompok-kelompok intoleran di Indonesia harus dilarang atau dibubarkan secara keseluruhan.
Ngabalin mencontohkan seperti pembubaran HTI dan pelarangan FPI.
Personel kepolisian dengan rompi anti peluru dan senjata laras panjang berjaga di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
"Itulah pentingnya kenapa Hizbut Tahrir Indonesia harus dibubarkan FPI harus dilarang," kata Ngabalin, Jumat (2/4).
"Semua kelompok yang mengembangkan paham intoleran di republik ini harus dibubarkan harus diproses hukum. Semua orang yang berpikir intoleran di republik ini harus dibimbing, dilokalisir manusia-manusia ini," tambahnya.
Petugas kepolisian melakukan pemeriksaan di sekitar sisa-sisa ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3). Foto: Abriawan Abhe/ANTARA FOTO
Zakiah Aini pelaku penyerangan di Mabes Polri sempat menuliskan surat wasiat. Di dalam surat itu dia menuliskan soal pemerintah thogut, berkomentar soal Ahok yang kafir, dan bicara soal bank konvensional.
Ngabalin menilai, ada yang salah dengan sistem pendidikan yang diterima Zakiah. Atau dia bertemu dengan orang yang pandangannya tidak utuh tentang ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
"Ada anak perempuan seusia Zakiyah kemarin kalau kita baca narasi dan diksinya, yang dipakai dalam menulis wasiat itu, ada kegagalan pendidikan dasar-dasar Islam yang menjadi basic dari pemahaman beragama. Bayangkan dia masih menulis Ahok kafir dalam surat itu, menyebutkan pemerintahan thogut," tutur dia.
Petugas Kepolisian menunjukkan barang bukti saat rilis pengungkapan kasus terduga teroris di wilayah Condet, Jakarta Timur dan Bekasi, Jawa Barat di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (29/3). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Tak hanya itu, segala aktivitas kelompok intoleran ini, menurutnya, harus bisa dibekukan secara menyeluruh. Sehingga, tidak memberikan pengaruh buruk pada masyarakat.
"Para intoleran harus diisolasi. Isolasi itu ada cara dengan membekukan pergerakan-pergerakan misi pengembangan mereka," jelasnya.
Petugas kepolisian berjalan menuju lokasi penggeledahan salah satu tempat tinggal terduga teroris di kawasan Condet, Jakarta, Senin (29/3/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Meski demikian, perlu juga bimbingan agar mereka yang tergabung dalam kelompok tersebut kembali berideologi pancasila. Sehingga, bisa hidup dalam masyarakat Indonesia.
"Atau memang diisolasi harus dipenjarakan, harus diproses hukum atau memang harus dibimbing dengan bagaimana kita kembangkan pola pemahaman ajaran pancasila sebagai ideologi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga ditegaskan Ngabalin tak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi persoalan ini. Harus didukung oleh masyarakat Indonesia untuk hidup saling beriringan.
"Bahwa tidak mungkin pemerintah sendiri bisa bekerja tanpa mendapatkan dukungan masyarakat," pungkasnya.