Nia, Penjual Gorengan Korban Pembunuhan: Tulang Punggung Keluarga-Pekerja Keras

10 September 2024 10:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Nagari Guguak Ahmad Yuni Kamil saat hadiri pemakaman Nia Kurnia Sari di Padang Pariaman, Senin (9/9/2024). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wali Nagari Guguak Ahmad Yuni Kamil saat hadiri pemakaman Nia Kurnia Sari di Padang Pariaman, Senin (9/9/2024). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Nia Kurnia Sari (18), gadis asal Korong Pasar Surau, Nagari Guguak, Kecamatan 2x11, Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), ditemukan tewas terkubur tanpa busana, Minggu (8/9). Nia yang merupakan penjual gorengan keliling itu diyakini menjadi korban pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Jasad Nia telah dimakamkan pukul 16.30 WIB di pemakaman umum dekat rumahnya pada Senin (10/9). Berduyun-duyun warga mengantarkan ke peristirahatan terakhir. Proses pemakaman juga diiringi isak tangis.
Wali Nagari Guguak Ahmad Yuni Kamil menceritakan bahwa Nia merupakan tulang punggung keluarga. Setiap hari dia kerap membantu ibunya mencari uang. Sedangkan ayahnya jarang di rumah.
Sejak SMP dia sudah berjualan gorengan keliling jalan kaki. Gorengan yang ia jajakan setiap hari itu bukan dibuat sendiri melainkan dibuat orang lain, lalu dia yang menjajakannya.

Sosok gadis baik dan pekerja keras

Ahmad mengatakan, selama ini Nia dikenal merupakan sosok yang baik, bersahaja dan ramah terhadap warga sekitar.
"Nia kami kenal begitu baik. Selama ini kami tidak pernah mendengar bahwasanya dia bermasalah dengan warga lainnya," kata Ahmad Yuni kepada kumparan, Selasa (10/9).
ADVERTISEMENT
"Dari SMP itu Nia membantu orang tuanya. Di kawasan kantor Wali Nagari mereka juga berjualan. Pada pagi hari Ibu Nia yang berjualan dan sore harinya sepulang sekolah Nia menggantikan ibunya," katanya.
Setiap hari Nia menawarkan gorengan dari rumah ke rumah. Dia tak pernah malu berjualan demi bisa membantu orang tuanya.
"Almarhum ini adalah anak kedua dari empat saudara. Dari 4 saudara itu dialah yang paling sering membantu orang tua berjualan," katanya.
Nia baru saja menamatkan sekolah tingkat SMA dan bercita-cita ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Dia harus banting tulang bekerja lebih keras agar bisa menabung demi bisa kuliah.
Namun ternyata impiannya itu harus kandas. Nia menjadi korban pembunuhan dan jasadnya dikubur tanpa busana di perkebunan dengan rumahnya.
ADVERTISEMENT