Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Nikmatnya Berenang di Tengah Hutan Batang Toru, Tapanuli
11 Desember 2018 11:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Hari kedua di hutan Batang Toru, Selasa (4/12), kami melanjutkan perjalanan dengan menjelajah air terjun Bulu Botak. Waktu tempuhnya sekitar 1,5 jam dari Camp Mayang.
ADVERTISEMENT
Kali ini perjalanan kami agak lebih santai sambil mengamati flora dan fauna di sepanjang jalur yang kami lalui. Ada banyak pita berwarna merah dan oranye yang menunjukkan bahwa di area tersebut pernah terdapat sarang Orang Utan.
Kami juga banyak menjumpai tumbuhan pemakan serangga yang kini sudah tergolong langka, kantung semar. Ada beberapa jenis kantung semar yang kami temui, yakni warna merah, hijau bintik merah, dan hijau.
Beragam jenis anggrek juga banyak tumbuh di hutan primer Batang Toru. Namun sebagian besar anggrek yang kami jumpai sedang tidak berbunga. Di hari kedua ini semakin banyak tanaman-tanaman yang belum pernah saya lihat sebelumnya.
Referensi makanan hutan saya meningkat drastis. Beragam tumbuhan saya cicipi, kecuali jamur. Sebab sangat sulit mengidentifikasi jamur beracun dan tidak beracun karena bentuknya sangat mirip. Apalagi jika salah makan jamur beracun bisa menyebabkan kematian.
Di tengah perjalanan, sekitar pukul 11.00 WIB, kami dikejutkan dengan suara-suara binatang bersahutan. Bukan burung, namun primata. Suaranya merdu dan riang, membuat kami ikut-ikutan menyahut dan menirukan suara-suara itu.
ADVERTISEMENT
"Itu morning call-nya Siamang. Masing-masing kelompok sahut-sahutan, jadi rame banget kedengerannya," ujar Sheila Karismadewi Silitonga, Koordinator Riset Stasiun Penelitian Camp Mayang dari YEL/SOCP.
Mendekati lokasi air terjun, medan semakin curam sehingga kami harus lebih berhati-hati. Dari jarak sekitar 500 meter, suara gemuruh air terjun sudah terdengar, membuat langkah kami semakin semangat.
Air terjun Bulu Botak memang luar biasa indah. Setelah beberapa kali mengambil dokumentasi, kami langsung menceburkan diri. Ada yang berenang dari ujung ke ujung, ada yang memilih bermain air di tepi danau. Semuanya menyenangkan karena hanya ada tim kami di sana. Kapan lagi bisa berenang di alam liar tanpa harus berebutan dengan orang lain?
Sumber Kehidupan Tapanuli
Mengutip dari buku berjudul 'Batang Toru' karya tim YEL/SOCP, ekosistem Batang Toru meliputi 8 daerah aliran sungai (DAS). 7 DAS mengalir ke pesisir barat dan menjadi sumber perairan warga Tapanuli, sedangkan 1 DAS mengalir ke arah timur menuju Selat Malaka.
ADVERTISEMENT
Aliran air dari Batang Toru itu kini jadi penggerak PLTA Sipansihaoras, PLTA Aek Raisan, dan dimanfaatkan Pembangkit Listrik Geothermal di Lembah Sarulla, Tapanuli Utara.
Ekosistem Batang Toru meliputi hutan primer seluas 141.747 hektare yang terbagi dalam 3 blok hutan yang terpisah. Hutan ini memiliki keanekaragaman hayati tinggi, termasuk satwa langka dan tumbuhan-tumbuhan langka. Salah satu tumbuhan yang diidentifikasi sebagai spesies baru adaah Thismia.
Selain itu, hutan Batang Toru juga menyimpan kekayaan alam lain yang tak kalah istimewa, yakni tambang emas. Sejak 1997, PT Agincourt Resources sudah menambang emas di kawasan ini.
Live Update