Norwegia Minta Dunia Cari Pria yang Terkait Ledakan Pager Massal di Lebanon

27 September 2024 13:51 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang berkumpul di luar American University of Beirut Medical Center (AUBMC) ketika pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, menurut sumber keamanan, di Beirut, Lebanon, Selasa (17/9/2024). Foto: Mohamed Azakir/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang berkumpul di luar American University of Beirut Medical Center (AUBMC) ketika pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, menurut sumber keamanan, di Beirut, Lebanon, Selasa (17/9/2024). Foto: Mohamed Azakir/REUTERS
ADVERTISEMENT
Polisi Norwegia mengeluarkan permintaan pencarian internasional untuk pria Norwegia-India yang diduga terlibat penjualan pager ke Hizbullah, pemicu ledakan massal di Lebanon. Insiden itu tewaskan 39 orang serta melukai ribuan lainnya.
ADVERTISEMENT
Pria bernama Rinson Jose (39) dilaporkan hilang saat perjalanan bisnis ke AS pada 17 September. Dia adalah pendiri perusahaan Bulgaria yang terlibat dalam rantai pasokan pager tersebut.
"Kasus orang hilang telah dibuka, dan kami telah mengirimkan surat perintah internasional terhadap orang tersebut," kata juru bicara Kepolisian Oslo, Kamis (26/9), seperti dikutip Reuters.
Sebelumnya, Jose menolak berkomentar terkait keterlibatannya ketika dihubungi pada 18 September.
Bentuk pager (penyeranta) yang meledak di Lebanon viral di platform X. Lebanon menuding Israel menanam peledak pada fase produksi. Foto: Screenshot X
Perusahaan tempatnya bekerja di Norwegia, DN Media Group, juga menyatakan mereka belum dapat menghubungi Jose sejak ia berangkat ke Boston.
"Kami telah kehilangan kontak sejak 18 September," ujar perwakilan perusahaan.
Penyelidikan juga dilakukan di Bulgaria, namun belum ditemukan bukti bahwa pager tersebut diproduksi di sana.
Ribuan pager dan walkie-talkie meledak di Lebanon, diduga kuat disebabkan oleh Israel. Meskipun begitu, hingga kini Israel belum mengonfirmasi keterlibatannya.
ADVERTISEMENT