Novel Baswedan Merasa Janggal Rekonstruksinya Digelar Subuh

7 Februari 2020 8:00 WIB
comment
27
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi berjaga di sekitar rekonstruksi kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Polisi berjaga di sekitar rekonstruksi kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polisi menggelar rekonstruksi insiden penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan. Namun, Novel Baswedan mengaku janggal dengan pemilihan waktu rekonstruksi yang digelar Jumat (7/2) pukul 03.30 WIB itu.
ADVERTISEMENT
"Iya, saya sepakat (merasa janggal). Memang rekonstruksi kan mestinya dibuat lebih terang, tempatnya juga enggak harus di sini, waktunya juga enggak harus sama, dan lain-lain," kata Novel di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/2).
Novel Baswedan di depan rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Meski demikian, Novel mengaku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Menurutnya, pihak penyidik mungkin memiliki pertimbangan sendiri.
"Tentunya kan penyidik punya pertimbangan sendiri (soal pemilihan waktu dan tempat rekonstruksi) dan saya tidak ingin mencampuri," ucap Novel.
Selama proses rekonstruksi, Novel mengaku tetap berada di dalam rumah karena masalah kesehatan mata. Pasalnya, selama rekonstruksi, polisi menggunakan lampu portable yang membahayakan mata sebagai sumber penerangan.
"Pada dasarnya, saya berharap proses penyidikan dilakukan dengan objektif. Jangan sampai, penyidikan malah memotong pembuktian yang lengkap. Jangan sampai ada pihak yang dikorbankan atau mengorbankan diri, itu enggak boleh," pungkasnya.
ADVERTISEMENT