Nurhadi Capres ‘Dildo’, Setia pada Profesinya Sebagai Tukang Pijat

5 Januari 2019 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nurhadi Aldo. (Foto: Instagram/@nurhadi_aldo)
zoom-in-whitePerbesar
Nurhadi Aldo. (Foto: Instagram/@nurhadi_aldo)
ADVERTISEMENT
Nurhadi sang Capres nomor 10 yang tengah viral di sosial media kesehariannya berprofesi sebagai tukang pijat. Profesi tersebut dijalaninya lebih dari 15 tahun.
ADVERTISEMENT
Nurhadi mengatakan, ia mempunyai banyak pelanggan dari berbagai kalangan mulai dari pejabat hingga kiai.
“Ya ini dulu belajar, saya merguru sama Habib Hasan Al-Kaf, putranya Habib Ali Al-Kaf,” jelasnya.
Nurhadi mengaku, profesi tukang pijat sangat cocok baginya yang gemar bertemu dan menjalin pertemanan dengan orang baru. Untuk harga, Nurhadi tidak mematok tarif.
“Enggak pernah, seikhlasnya saja. Yang penting silaturahmi, nambah teman, nambah sedulur,” katanya.
Nurhadi Aldo. (Foto: Instagram/@nurhadi_aldo)
zoom-in-whitePerbesar
Nurhadi Aldo. (Foto: Instagram/@nurhadi_aldo)
Ke-empat anaknya, kata Nurhadi, tak satupun yang mengikuti jejaknya. Nurhadi tak mempermasalahkan, Apapun yang dikerjakan oleh anaknya, asal halal dan tidak melanggar agama maka sah-sah saja.
Setiap hari, paling tidak 3 pelanggan dilayaninya dengan senang hati. Nur menyebut, wilayah kerjanya mulai dari Mejobo hingga Kaliwungu, Kudus. Ia mengatakan, promosi jasa pijatnya dilakukan dengan menyebar pamflet.
ADVERTISEMENT
“Dipanggil oke, mau ke rumah saya juga oke, prinsipnya sama-sama nyaman saja,” kata Nur.
"Langganan dulu ketua DPRD Kudus, terus yang sampe sekarang Kiai juga. Mengalir aja lah, saya mijat tidak ngoyo, ada yang panggil ya saya berangkat," bebernya.
Saat ini, dirinya mengaku cukup kewalahan dengan sejumlah tawaran yang datang. Terlebih, Edwin, yang membuatnya menjadi viral di sosial media, memasrahkan tawaran-tawaran tersebut supaya di handle oleh Nurhadi sendiri.
“Ya ini tawaran iklan sudah ada, vlog ini yang banyak, saya bingung juga harus bagaimana. Edwin bilang sudah bapak saja yang urus. Termasuk bikin kaos itu juga saya,” akunya.
Menurutnya, saat ini banyak yang terus mengirim pesan untuk sekedar menyapa dan berkenalan. Tak sedikit pula yang mengaku sebagai fans.
ADVERTISEMENT
"Ya saya berterima kasih, bahkan ada yang dari Sulawesi, pekan lalu itu, terbang khusus dari sana ke Jawa untuk ketemu dengan saya dan beli kaos. Itu luar biasa sekali," katanya.
Nur menganggap apa yang terjadi saat ini merupakan jalan yang sudah dikehendaki oleh Tuhan. Ini menjadi berkah, lantaran dirinya mulai dikenal dan dicari banyak orang. Perihal ada komentar negatif, Nur meresponnya sebagai angin lalu.
"Ada yang sebut saya pansos (panjat sosial), katanya saya kurang kerjaan karena aktif Facebook. Saya bilang, kok sampean ngurusi betul hidup saya, apa enggak ada kerjaan lain?," ujarnya tertawa.
Nur tak pernah ambil pusing dengan komentar negatif. Baginya, selama yang dilakukan menurutnya adalah positif dan bertujuan untuk menghibur maka akan dilakukan dengan senang hati.
ADVERTISEMENT
"Lha mas Edwin, mas Miko dari Banten, terus mas Ninjar dari Jakarta yang saya kenal semua dari Facebook itu, mereka yang support. Tapi untuk kaos ini, yang produksi sama Edwin ya disuruhnya saya sendiri," jelasnya.
"Ya inilah namanya Capres guyon, masyarakat justru senang, tidak ada beban. Kan mana lagi ada capres bukannya didanai malah jualan kaos," pungkasnya.