Nusantara jadi Nama Ibu Kota Baru, Sejarawan UGM Sebut Justru Tak Jawa Sentris

18 Januari 2022 13:37 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desain istana kepresidenan di ibu kota baru karya Nyoman Nuarta, yang sudah disetujui Presiden Jokowi. Foto: Dok. Nyoman Nuarta
zoom-in-whitePerbesar
Desain istana kepresidenan di ibu kota baru karya Nyoman Nuarta, yang sudah disetujui Presiden Jokowi. Foto: Dok. Nyoman Nuarta
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi telah menetapkan nama ibu kota baru Indonesia adalah Nusantara. Nama tersebut kemudian jadi pro kontra lantaran dianggap terlalu Jawa sentris.
ADVERTISEMENT
Sejarawan UGM Sri Margana menjelaskan nama Nusantara tidak Jawa sentris. Justru, Nusantara mewakili seluruh Indonesia karena mencakup seluruh wilayah.
"Nusantara itu sebuah konsep geopolitik untuk mencakup secara keseluruhan wilayah yang terdiri unsur darat dan air (kepulauan dan lautan) di bawah suatu entitas negara. Nama diambil untuk ibu kota tentu yang bisa mencakup pengertian itu," kata Margana dikonfirmasi wartawan melalui pesan tertulis, Selasa (18/1).
Margana mengatakan ibu kota adalah milik nasional. Maka, nama yang dipilih juga mencerminkan kepemilikan bersama.
Sementara, Nusantara adalah istilah yang netral yang bisa diterima semua suku dan budaya yang ada di Indonesia.
Infografik Ibu Kota Baru RI Bernama Nusantara. Foto: kumparan
"Mungkin beliau (Jokowi) ingin menghindari istilah yang hanya bagian dari satu suku tertentu di Indonesia, karena bisa menimbulkan sentimen primordialisme," katanya.
ADVERTISEMENT
Nama Nusantara ini terkesan kuno, tetapi nama tersebut memiliki akar sejarah dan sampai saat ini masih dilestarikan sebagai istilah yang netral.
"Nama ini terkesan archaic tetapi cukup berakar dalam sejarah dari masa kuno dan masih dipreserve (dilestarikan) hingga sekarang sebagai istilah yang netral," katanya.
"Wawasan nusantara sudah disepakati secara nasional sebagai cara pandang bangsa terhadap wilayahnya, dan dunia internasional sudah mengakui wawasan itu yang diterjemahkan dalam Deklarasi Djuanda 1957 dengan istilah Archipelagic State," bebernya.
Dia menolak Nusantara disebut Jawa sentris juga atas dasar kata tersebut berasal dari sansekerta. Dan bahasa Jawa Kuno dan Sansekerta juga digunakan di wilayah seperti Sumatera dan Kalimantan.
Nama nusantara juga telah diadopsi di Bahasa Indonesia. Arti nusantara sendiri adalah seluruh wilayah kepulauan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Bahasa Jawa Kuno dan Sansekerta itu tidak hanya dipakai di Jawa, prasasti-prasasti masa Hindu di sumatera dan di Kalimantan juga pakai bahasa Sansekerta," katanya.
Sementara soal kata Nusantara terkesan lekat dengan Majapahit, Margana menjelaskan bahwa Majapahit saat itu wilayahnya meliputi nusantara atau Indonesia sekarang.
"(Majapahit) kerajaan yang dulu wilayahnya meliputi wilayah nusantara atau Indonesia sekarang," katanya.
Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkap nama buat ibu kota baru. Pusat pemerintahan yang baru ini nantinya akan bernama Nusantara.
Ini disampaikan oleh Suharso dalam rapat bersama Pansus RUU IKN DPR RI pada Senin (17/1). Menurut Suharso, nama tersebut dipilih sendiri oleh Presiden Jokowi.
"Mengenai nama memang sudah ingin dimasukkan pada waktu surpres itu, tapi kemudian ditahan dan ini saya baru mendapatkan konfirmasi," jelas Suharso dalam rapat yang disiarkan virtual, Senin (17/1).
ADVERTISEMENT
"Perintah langsung dari Bapak Presiden pada hari Jumat, beliau mengatakan Ibu Kota Negara namanya Nusantara," sambung Suharso.
Suharso kemudian menjelaskan alasan Jokowi memilih nama tersebut. Nusantara, kata Suharso, sudah dikenal sejak dulu dan memang menggambarkan Indonesia.
"Alasannya Nusantara sudah dikenal sejak dulu, dan ikonik di internasional. Mudah dan menggambarkan kenusantaraan kita semua Republik Indonesia. Dan saya kira kita semua setuju dengan istilah Nusantara itu," tutur Suharso.