Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Nyaris Dua Pekan Dihantam Gempa, Myanmar Masih Butuhkan Bantuan Dunia
9 April 2025 16:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Gempa 7.7 magnitudo yang melanda Myanmar pada 28 Maret 2025 masih berimbas buruk bagi negara itu sampai saat ini. Myanmar per Rabu (9/4) terus meminta komunitas internasional memberikan bantuan.
ADVERTISEMENT
Kondisi sulit yang terus dihadapi Myanmar diungkap Menlu Thailand Maris Sangiampongsa. Dirinya baru kembali dari Myanmar dan melihat secara langsung betapa besarnya kehancuran yang ditimbulkan akibat gempa.
Gempa akhir Maret lalu adalah gempa yang terkuat melanda Myanmar dalam satu abad terakhir. Tercatat 3.645 orang tewas, 5.017 terluka dan 148 orang dinyatakan hilang.
Kondisi diperparah dengan kehancuran nyaris 49 ribu rumah. Sebanyak 2.100 gedung pemerintah mengalami kerusakan sampai rata dengan tanah.
Kini, negara yang dihuni 28 juta orang itu membutuhkan bantuan seperti bantuan medis, rumah sakit lapangan sampai tempat penampungan sementara.
Maris mengatakan, laporan yang diterima bantuan yang utama dibutuhkan oleh Myanmar adalah rumah sakit lapangan.
“Rumah sakit mereka yang ada tidak dapat beroperasi dengan kapasitas penuh karena kerusakan akibat gempa," ujar Maris seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
Maris menambahkan, kebutuhan lain seperti kelambu, pangan, penyaringan air, persediaan air bersih masih pula dibutuhkan.
Kemudian, kata Maris, kini warga Myanmar menghadapi ketakutan baru. Itu terkait penyebaran penyakit menular dan semakin teriknya matahari lantara Myanmar masuk musim panas.
Badan urusan kemanusiaan PBB (OCHA) menjelaskan, kendati bantuan masih dibutuhkan sejumlah negara dan lembaga internasional sudah meninggalkan Myanmar. Atas bantuan mereka OCHA menyampaikan terima kasih.
Atas kondisi Myanmar yang masih memprihatinkan, Maris memastikan Thailand akan menyusun rencana bantuan jangka menengah dan panjang untuk negara tetangganya itu. Ia juga mendorong upaya bantuan regional yang terkoordinasi dan dukungan jangka panjang.
Maris kemudian mengingatkan setelah bantuan masuk dan terkoordinasi, Pemerintah Myanmar harus belajar dari bencana ini. Termasuk pengawasan pendirian bangunan khususnya yang tahan gempa.
ADVERTISEMENT
“Para pejabat perlu mengawasi pembangunan gedung secara ketat,” ucap Maris.