Nyoman Nuarta Ungkap Alasan Desain Istana Negara IKN Berbentuk Garuda

23 Februari 2022 14:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi ungkap desain IKN Kaltim di HUT PSI, Rabu (22/12) di Jakarta. Foto: YouTube PSI
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi ungkap desain IKN Kaltim di HUT PSI, Rabu (22/12) di Jakarta. Foto: YouTube PSI
ADVERTISEMENT
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan segera dilakukan setelah UU IKN disahkan DPR dan telah ditandatangani Presiden Jokowi. Desain IKN pun sudah beberapa kali diungkap ke publik. Salah satunya adalah desain Istana Negara.
ADVERTISEMENT
Arsitek yang ditunjuk untuk mendesain Istana Negara di IKN, Nyoman Nuarta, mengungkapkan mengapa desain Istana Negara menggunakan desain Garuda. Ia mengatakan dengan keragaman suku dan budaya Indonesia, sulit untuk membuat desain yang dapat merangkul itu semua.
"Jadi gagasan itu kenapa [desain] Garuda? Kalau kita tahu bahwa Indonesia ini terdiri dari lebih dari 1.000 suku bangsa yang masing-masing mempunyai identitasnya sendiri. Ada melalui arsiteknya, bangunan rumahnya, kapalnya, ornamen-ornamennya, ada makanan, dan sebagainya. Ini tidak mungkin diserap seluruhnya di satu bentuk bangunan," kata Nyoman dalam diskusi yang digelar RRI, Rabu (23/2).
"Maka dari itu, saya mengambil suatu kebijakan yang sudah dikenal oleh masyarakat, yaitu Garuda. Memang tidak Garuda Pancasila, tapi itu bisa dipahami maksud dan tujuannya," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Nyoman, dengan menggunakan desain Garuda, maka tidak ada daerah atau suku yang cemburu karena kekhasannya tidak dipakai untuk desain Istana Negara. Sehingga ia mengambil jalan tengah supaya ada keadilan.
"Jadi keadilan itu harus ada di situ. Saya khawatir kalau kita mengambil rumah adat tertentu, terus yang lainnya bagaimana? Itu perasaan tidak dipakai akan menimbulkan kecemburuan yang tidak sehat. Ini kita lontarkan bentuk ini [dan] ternyata betul masyarakat tidak ada masalah," ujarnya.
Untuk pengerjaan Istana Negara, Nyoman mengungkapkan dibantu oleh tim yang berisi sekitar 70 ahli. Bersama dengan tim tersebut, Nyoman membuat basic design Istana Negara yang terdiri dari 12 bangunan.
Nyoman Nuarta dan design Istana Garuda. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
"Nah, kita jumpai di sana kavling kita itu konturnya ekstrem. Bahkan lokasi dari Istana itu, terutama Garuda itu 88 meter dari permukaan laut. Dari nolnya jalan jadi 44 meter, jadi [jalannya] menanjak. Jadi kalau lihat desain mobil berputar untuk mendapatkan awalan jalan yang tidak terlalu ekstrem," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal menarik yang diungkapkan Nyoman dalam desain Istana Negara adalah ada hutan di dalam bangunan. Nyoman mengungkapkan, hutan di dalam bangunan itu berada di sekitar sayap Garuda.
"Bahkan di dalam sayap itu ada hutannya masuk. Jadi kalau misalnya Bapak Presiden [atau] siapa saja rapat di bawah pohon tidak kehujanan, ya, di situ tempatnya, anginnya jalan. Di situ saya katakan di dalam gedung ada hutan, udaranya jalan. Karena cross ventilasi di situ. Ide-ide yang sebenarnya sederhana bisa kita lakukan dari pengalaman-pengalaman yang kita lakukan," tuturnya.
Agar meminimalisasi efek rumah kaca, Istana Negara pun akan memakai sunroof. Sehingga cahaya matahari tetap bisa masuk dan radiasi bisa dihindari.
"Jadi matahari tidak kita biarkan dia langsung menghantam kaca, sehingga efek rumah kaca bisa kita hindari. Radiasinya jelas tidak ada dan kita sudah melakukan tes kenyamanan gedung seperti apa dan hasilnya bagus sekali. Itu ada ahli-ahlinya, saya tidak begitu ahli. Saya serahkan seluruh studi itu dan hasilnya bagus, sudah kita laporkan ke PUPR bahwa ini hasilnya seperti itu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT