news-card-video
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Oarfish, Ikan Laut Dalam yang Telantar di Majene Pertanda Gempa Besar?

21 Juni 2017 7:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Oarfish (Foto: wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Oarfish (Foto: wikimedia commons)
Semua orang tentu ingin mengantisipasi dan mempersiapkan diri sebelum sebuah bencana alam terjadi. Kehendak tuhan ini tak dapat dihentikan, manusia hanya mampu berusaha meminimalisir dampak atau korban yang ditimbulkan.
ADVERTISEMENT
Belum lama ini masyarakat di Kabupaten Majene Sulawesi Barat dihebohkan dengan penemuan oarfish dengan panjang sekitar 3 meter. Oarfish yang juga disebut ikan dayung raksasa ini kerap dihubungkan dengan pertanda bencana alam yakni gempa bumi dan tsunami.
Mengapa demikian?
Dilihat dari habitatnya, ikan yang hidup di kedalaman sekitar 1000 meter ini dianggap peka terhadap fenomena pergerakan lempeng bumi yang terjadi di dasar laut. Pergerakan lempeng bumi yang dapat menimbulkan gempa bumi bahkan tsunami ini dianggap membuat oarfish keluar dari habitatnya dan muncul ke permukaan.
Kasus penemuan oarfish di permukaan yang selang beberapa hari setelahnya disertai dengan terjadinya gempa telah beberapa kali terjadi.
Gempa California (2010), Tsunami Jepang (2011) dan gempa Mindanao (2017), adalah sejumlah gempa terakhir yang diawali dengan penemuan oarfish.
ADVERTISEMENT
Hanya kebetulan atau memang sebuah pertanda?
Ikan yang panjangya dapat mencapai belasan meter ini memang termasuk ikan yang sulit diteliti. Habitatnya yang sulit dijangkau membuat sejumlah peneliti kesulitan merekam dan menganalisa kehidupannya.
Pihak yang meragukan hubungan antara oarfish dan gempa menyebut bahwa jika fenomena tersebut benar, seharusnya ikan-ikan lain yang hidup di dasar laut juga ikut muncul ke permukaan dan kalaupun hanya oarfish, seharusnya yang muncul lebih dari satu.
"Fenomena oseanografi apapun yang mendorong hewan ini muncul di pantai, kemungkinan terjadi dalam skala besar yang dapat mempengaruhi lebih dari 1 oarfish," ujar Mark Benfield, peneliti kelautan dari Louisiana State University seperti dikutip dari National Geographic.
Selain itu sangat sulit mendeteksi fenomena apa yang terjadi 'sebelum' gempa yang menyebabkan oarfish muncul.
ADVERTISEMENT
Sementara ada pula yang membuka kemungkinan akan pertanda yang diberikan oarfish ini.
"Secara teori ada kemungkinan, karena saat gempa terjadi akan menciptakan tekanan dalam bebatuan yang membentuk muatan elektrostatik. Hal ini membuat ion yang bermuatan elektrik dilepas dalam air dan membentuk hidrogen peroksida yang merupakan senyawa beracun. Ion elektrik juga dapat mengoksidasi bahan organik yang bisa membunuh ikan tersebut (oarfish) atau memaksa mereka untuk meninggalkan laut dalam dan muncul ke permukaan," ujar Rachel Grant, Dosen Biologi Hewan Anglia Ruskin University seperti dikutip dari The Independent.
Gerak-gerik hewan selama ini kerap menjadi pertanda alam yang mengindikasikan bahwa akan terjadi sebuah bencana alam. Dalam fenomena gunung meletus misalnya, para satwa penghuni hutan seperti ular, kera dan rusa biasanya terlihat berupaya turun dari kawasan gunung.
ADVERTISEMENT