Obat Corona Molnupiravir dan Vaksin Zifivax Diproduksi dalam Negeri Juni 2022

18 Januari 2022 16:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Molnupiravir. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Molnupiravir. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito memberikan informasi perkembangan terkait produksi obat corona Molnupiravir dan vaksin Zifivax. Keduanya segera diproduksi massal.
ADVERTISEMENT
Penny mengungkapkan, Molnupiravir dan Zifivax telah mendapat izin produksi di dalam negeri. Nantinya produksi tersebut dilakukan oleh PT Kimia Farma.
Untuk melakukan produksi Zifivax dan Molnupiravir, saat ini masih dibangun fasilitas produksinya serta menunggu persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk obat Molnupiravir.
“Sekitar Mei-Juni 2022 dan kedua untuk produksi dalam negeri dilakukan oleh PT Kimia Farma sudah dapat lisensi, dari medicine patent pool yang harus didaftarkan dulu, diharapkan Juni sudah dapat submit ke WHO dan sudah bisa produksi pada PT Kimia Farma,” ujar Penny saat rapat komisi XI DPR RI, Selasa (18/1).
Molnupiravir sudah mendapat izin edar untuk pengobatan pasien corona gejala ringan hingga sedang. Sementara Zifivax juga sudah dapat izin untuk digunakan sebagai booster.
Kepala BPOM Penny Lukito mengumumkan penerbitan EUA Comirnaty (Vaksin COVID-19 Pfizer), Kamis (15/7). Foto: Youtube/BPOM
Selain itu, Penny menjelaskan untuk obat Favipiravir sudah ada di 5 industri farmasi yang mendapat persetujuan izin darurat (EUA), mulai dari PT Kimia Farma hingga Lapi Laboratories.
ADVERTISEMENT
“Untuk produksi lokal, Kimia Farma, Kalbe, Novell, Amarox, Lapi lab, yang sudah operasi adalah Kimia Farma dan Kalbe. Amarox, Novell, Lapi Lab belum aktif, tapi sudah persiapan untuk kemasan dan uji stabilitasnya,” ungkapnya.
Penny menjelaskan, BPOM juga akan terus melakukan pengawasan mutu kepada setiap obat yang akan diproduksi nantinya akan kualitas dari obat tersebut dapat sesuai dengan yang diharapkan.
“BPOM juga selain beri izin, penelitian dan pengembangan, dan juga persiapan fasilitas produksi, setelah EUA dan produksi tetap melakukan pengawasan mutu,” pungkasnya