Obat untuk Pasien COVID-19 Remdesivir Dijual Rp 2,9 Juta di Toko Online

9 Oktober 2020 9:38 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Covifor atau remdesivir untuk obat corona yang diimpor PT Kalbe Farma Tbk dari India. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Covifor atau remdesivir untuk obat corona yang diimpor PT Kalbe Farma Tbk dari India. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Remdesivir kini telah diizinkan dipakai untuk pasien COVID-19 kategori berat. Namun ada beberapa catatan.
ADVERTISEMENT
Obat ini tidak boleh dijual bebas. Diberikan hanya di rumah sakit, untuk mereka yang bisa jatuh ke kondisi kritis.
Jubir Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito pun menegaskan bahwa remdesivir ini obat keras. Tidak bisa diperjualbelikan secara bebas.
"Obat-obatan di Indonesia semuanya diatur dalam harga eceran tertinggi dan untuk Remdesivir ini diperuntukkan bagi pasien di fasilitas pelayanan kesehatan dan tidak dijual bebas," kata Wiku dalam konferensi persnya, Kamis (8/10).
Namun ternyata dalam penelusuran kumparan, remdesivir gilead 1 mg ditemukan dijual di toko online. Tepatnya ada di Bukalapak.
Obat untuk pasien COVID-19 Remdesivir dijual di toko online. Foto: Dok. Istimewa
Obat ini dijual Rp 2.996.000. Produsennya tertulis ada di Semarang.
Terdapat keterangan stok remdesivir di toko online ini sudah kosong. Tercatat sudah terjual 3 buah.
ADVERTISEMENT
"Remdesivir saat ini sedang dalam pengembangan untuk pengobatan infeksi virus ebola," demikian keterangan di situs tersebut.
Disebutkan juga remdesivir adalah sebuah analog adenosin, yang tergabung bersama rantai RNA Nascent dan untuk hasil permaturnya hanya untuk penelitian bukan penyembuhan penyakit.
Obat untuk pasien COVID-19 Remdesivir dijual di toko online. Foto: Dok. Istimewa
Penggunaan Remdesivir sebagai obat untuk perawatan pasien corona sebenarnya sudah jamak dilakukan di negara lain. Amerika Serikat bahkan telah menerbitkan izinnya melalui Administrasi Makanan dan Obat AS (Food and Drug Administrasion/FDA) sejak Mei 2020 lalu.
Meski begitu, izin penggunaan Remdesivir diterbitkan untuk kondisi darurat (Emergency Use Authorization/EUA). BPOM dan FDA sama-sama menggunakan kondisi atau jalur perizinan berbasis EUA.
Jalur EUA digunakan mengingat kondisi pandemi virus SARS-CoV-2 yang semakin memburuk. Sementara di sisi lain, pengujian klinis untuk obat COVID-19 masih membutuhkan waktu lama.
ADVERTISEMENT
Remdesivir juga telah dijual di Indonesia. PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bersama PT Amarox Global Pharma (Amarox) menyesuaikan harga obat yang disebut COVIFOR hingga Rp 1,5 juta.
Harga produk COVIFOR yang diproduksi oleh Hetero India, diimpor oleh Amarox, lalu dipasarkan dan didistribusikan oleh Kalbe ini sebelumnya diumumkan Rp 3,000,000 per vial, disesuaikan menjadi Rp 1,500,000 per vial.
Remdesivir. Foto: Shutter Stock
Remdesivir juga bukan merupakan obat baru. Obat ini sebenarnya dikembangkan untuk menyembuhkan pasien Hepatitis C dan RSV. Kedua penyakit tersebut sama-sama disebabkan oleh virus yang menginfeksi saluran pernapasan manusia.
Obat ini juga tengah diteliti untuk mengatasi penyakit Ebola, SARS, hingga MERS. Penyakit-penyakit ini juga disebabkan oleh virus corona yang masih satu keluarga dengan virus corona penyebab COVID-19.
ADVERTISEMENT
Terakhir, presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjadi salah satu figur yang menggunakan Remdesivir. Trump sebelumnya dipastikan terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan saat ini tengah menjalani pengobatan di rumah sakit dan Gedung Putih.