Obituari Ali Yafie: Anak Pendidik yang Jadi Ketum MUI hingga Anggota DPR

25 Februari 2023 23:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. KH. Ali Yafie. Foto: nu.or.id
zoom-in-whitePerbesar
Prof. KH. Ali Yafie. Foto: nu.or.id
ADVERTISEMENT
Indonesia berduka. Salah satu tokoh ulama Nahdlatul Ulama (NU), Prof. K.H. Ali Yafie tutup usia di umur 97 tahun, Sabtu (25/2) pukul 22:13 WIB di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Ali Yafie adalah seorang ulama yang dikenal ahli dalam ilmu Fiqh dan hukum Islam. Ali yang tahir pada 1 September 1926 di Donggala, Sulawesi Tengah, itu adalah anak seorang pendidik bernama Mohammad Yafie.
Sejak kecil Ali Yafie sudah dekat dengan agama. Sang ayah memang memasukkannya ke pesantren dengan harapan putranya itu bisa memiliki banyak ilmu agama dari berbagai ulama. Salah satu gurunya adalah ulama asal Makkah, Syekh Muhammad Firdaus.
Awalnya Ali Yafie mengabdikan diri sebagai hakim di Pengadilan Agama Ujung Pandang periode 1959 hingga 1962, lalu naik di inspektorat Pengadilan Agama Indonesia Timur tahun 1962-1965. Setelah itu Ali pindah menjadi dekan di Fakultas Ushuluddin IAIN Ujung Pandang dan aktif berorganisasi di NU.
ADVERTISEMENT
Pada Muktamar NU 1971 di Surabaya, Ali terpilih menjadi Rais Syuriyah. Di tahun yang sama, ia diangkat menjadi anggota DPR hingga tahun 1987.
Setelah selesai bertugas di DPR, Ali memilih aktif sebagai pengajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi Islam di Jakarta. Ia juga mulai aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI), hingga puncaknya ia terpilih menjadi Ketum MUI periode 1990-2000.
Prof. KH. Ali Yafie. Foto: nu.or.id
Selain aktif di MUI, Ali juga menjabat sebagai Dewan Penasihat Ikatan Muslim Indonesia (ICMI) dan Dewan Penasihat The Habibie Center.
Di sela-sela kesibukannya, Ali sebenarnya tetap mempertahankan jiwanya sebagai pendidik. Ia mendirikan Pondok Pesantren Darud Da'wah wal Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan pada tahun 1947. Berbagai tokoh besar adalah lulusan pondoknya. Misalnya saja seperti Quraisy Shihab, Alwi Shihab, dan Umar Shihab.
ADVERTISEMENT
Meski pun ia adalah ulama NU, namun Ali dikenal memiliki pola pikir modern dan rajin menuangkan pikirannya dalam buku. Ia tak pernah membeda-bedakan umat Islam dari golongan dan selalu mengedepankan Ukhuwah Islamiyah.
Tak heran, ulama NU yang satu ini tak hanya dekat dengan nahdliyin tapi juga erat dengan kalangan Muhammadiyah.
Sepak terjang Ali Yafie di dunia pendidikan Islam memang telah selesai. Namun ilmu fiqh, pemikiran modern, dan teladannya akan tetap abadi.
Selamat jalan Ali Yafie.