Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Obituari Fethullah Gulen: Ulama Turki dari Kawan Jadi Lawan Erdogan
21 Oktober 2024 14:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ulama Turki Fethullah Gulen meninggal dunia pada Minggu (20/3). Selama lebih dari 20 tahun Gulen hidup di pengasingan di Amerika Serikat (AS), serta dituduh dalang kudeta gagal Turki pada 2016.
ADVERTISEMENT
Informasi kematian Gulen disampaikan media Herkul, yang kerap mengunggah ceramah dan pemikirannya, lewat sosial media X. Gulen dilaporkan meninggal dunia di AS di rumah sakit tempatnya dirawat pada usia 83 tahun.
Semasa hidup Gulen dikenal sebagai sosok terkemuka sekaligus buronan nomor wahid Pemerintah Turki di bawah kekuasaan Recep Tayyip Erdogan.
Hubungan Erdogan dan Gulen merupakan salah satu sorotan utama semasa hidup sang ulama. Sebab, mereka berdua dulunya adalah kawan dekat.
Mesra Lalu Hancur
Perkawanan erat Gulen dan Erdogan disebabkan mereka berada di bawah naungan partai sama yaitu AK.
Keretakan hubungan Gulen Erdogan mulai terjadi pada 2013. Itu bermula saat penyelidikan korupsi terhadap lingkar dekat Erdogan.
Investigasi itu membuat sejumlah orang dekat Erdogan menuding polisi dan jaksa yang dekat dengan Gulen sebagai dalang tuduhan korupsi.
ADVERTISEMENT
Sebagai balasan, pada 2014 surat penangkapan terhadap Gulen dirilis. Gerakan Hizmet, yang dekat dengan Gulen, dicap teroris.
Puncak perseteruan Gulen dan Erdogan memuncak pada 2016. Erdogan menyebut jaringan Gulen sebagai kanker karena adanya dugaan kudeta.
Kemudian, Erdogan berjanji akan membasmi jaringan Gulen sampai habis. Ratusan sekolah, perusahaan, media, sampai organisasi terkait Gulen ditutup.
Tak hanya itu, aparat keamanan Turki lalu menangkap 77 ribu orang terkait Gulen. 150 ribu PNS yang juga terkait Gulen dipecat.
Turki juga meminta Amerika Serikat mengekstradisi Gulen. Gulen berada di AS sejak 1999.
Ketika pertama kali berada di AS di tahun itu Gulen ingin memeriksakan kesehatan. Namun, Gulen akhirnya dijatuhi dakwaan kriminal saat dia masih berada di AS.
ADVERTISEMENT
Gulen kerap membantah sebagai otak kudeta. Pada 2017 ketika diwawancarai Reuters menyatakan tak mau keluar dari AS demi menghindari ekstradisi.
Gulen pun sampai akhir hayat akhirnya berada di Negeri Paman Sam dan tak kembali ke tempat kelahirannya Turki.