Obituari Jiang Zemin: Dari Insinyur Pabrik Jadi Pemimpin Tranformasi China

30 November 2022 18:05 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Jenderal Partai Komunis China Jiang Zemin tersenyum selama kongres PKC di Beijing pada 12 Oktober 1992. Foto: Mike Fiala/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Jenderal Partai Komunis China Jiang Zemin tersenyum selama kongres PKC di Beijing pada 12 Oktober 1992. Foto: Mike Fiala/AFP
ADVERTISEMENT
Mantan Presiden China, Jiang Zemin, mengarungi era transformasi yang menakjubkan ketika berkuasa selama masa traumatis usai Pembantaian Lapangan Tiananmen pada 1989.
ADVERTISEMENT
Banyak pihak meragukan Jiang. Mereka mengira dia hanya akan menjadi tokoh transisi lainnya yang tidak terekam dalam sejarah.
Nyatanya, Jiang sempat menorehkan sederet prestasi sebelum meninggal dunia dalam usia 96 tahun pada Rabu (30/11).
Ketika dia mulai menjabat pada awal 1989, China masih menapaki tahap awal modernisasi ekonomi dan terisolasi dari komunitas internasional atas penghancuran gerakan pro-demokrasi Tiananmen.
Saat dia pensiun pada 2003, China telah bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Inggris telah kembali menyerahkan Hong Hong, dan Beijing telah mengamankan Olimpiade 2008.
Pun negara itu menuju status sebagai negara adidaya. Insinyur pabrik tersebut terbukti mengarahkan China menjadi negara adidaya dalam bidang perdagangan, militer, dan politik global.
Patung "Pillar of Shame" sebagai peringatan korban penumpasan Lapangan Tiananmen, di Universitas Hong Kong, China, sebelum dipindahkan. Foto: PETER PARKS/AFP
Jiang menarik negaranya dari isolasi diplomatik pasca-Tiananmen, memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat (AS), dan mendorong ledakan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di China.
ADVERTISEMENT
Selama pemerintahan Jiang, China melewati krisis keuangan Asia 1997-1998. Tetapi, salah satu pencapaiannya yang paling membanggakan adalah kembalinya Hong Kong pada 1997.
Pencapaiannya yang lebih signifikan lagi mungkin adalah panduan teori sosial-politik 'Tiga Perwakilan'. Cetusan tersebut membantu membentuk China modern dengan mengundang para pengusaha untuk bergabung dengan Partai Komunis China.
Terlepas dari desas-desus dia ingin mempertahankan kekuasaan, Jiang pensiun sebagai ketua partai pada 2002. Dia menyerahkan kendali kepada Hu Jintao dalam transisi kepemimpinan yang tak menumpahkan darah untuk pertama kalinya sejak revolusi 1949.
Jiang terakhir kali muncul di hadapan umum pada Oktober 2019. Bersama mantan pemimpin lainnya, dia menonton parade militer peringatan 70 tahun berdirinya China di Lapangan Tiananmen.
Presiden Tiongkok Jiang Zemin berfoto saat kunjungan ke kota kekaisaran kuno Persepolis, di Teheran, Shiraz, Iran pada 19 April 2002. Foto: Atta Kenare/AFP
Jiang memiliki gaya yang dapat mengejutkan tamu-tamunya. Dia masuk dalam 'generasi ketiga' pemimpin komunis China, yakni elite penguasa yang lebih teknokratis setelah kaum revolusioner awal. Bagi mata asing, pergeseran generasi ini sangat signifikan.
ADVERTISEMENT
Jiang menghancurkan stereotip pemimpin komunis yang kaku. Mempertontonkan seringai lebar dan kacamata kebesaran, mantan manajer pabrik mobil ini menyanyikan lagu dan membacakan puisi.
Memahami banyak bahasa, dia senang melontarkan lelucon dalam bahasa Inggris. Sebagai seorang pencinta musik yang bermain piano, Jiang juga dikenal karena sering kali menyanyikan lagu dalam perjalanan ke luar negeri, termasuk membawakan lagu 'Love Me Tender' karya Elvis Presley selama kunjungan kenegaraan ke Filipina.
"Dia memiliki gaya pribadi yang terkadang sedikit berlebihan. Menurut saya dia lebih manusiawi daripada Hu Jintao," terang seorang profesor politik di Baptist University di Hong Kong, Jean Pierre Cabestan, dikutip dari Reuters, Rabu (30/11).
"Jiang Zemin lebih siap untuk tampil natural, meski terkadang bisa dianggap vulgar, tidak terlalu elegan," lanjut dia.
Mantan presiden China Hu Jintao menghadiri sesi pembukaan Kongres Partai Komunis China ke-20 di Aula Besar Rakyat di Beijing pada Minggu (16/10/2022). Foto: Noel Celis/AFP
Jiang menggantikan Zhao Ziyang yang digulingkan kelompok garis keras karena bersimpati dengan gerakan demokrasi yang menghadapi tindakan keras tentara di sekitar Lapangan Tiananmen.
ADVERTISEMENT
Awalnya, banyak yang meyakini Jiang akan mengulangi nasib penerus Mao Zedong, Hua Guofeng, yang digulingkan Deng Xiaoping pada akhir 1970-an. Tetapi, Jiang berhasil mempertahankan kekuasaannya.
Jiang mengambil sikap tegas dalam mendesak Pulau Taiwan untuk menerima kedaulatan China. Dia bahkan mengancam uji coba rudal menjelang pemilihan presiden langsung pertamanya pada 1996.
Akibatnya, Jiang memperburuk hubungan bilateral selama lebih dari satu dekade. Kendati demikian, Jiang melakukan perjalanan yang memecahkan ketegangan China dengan AS pada 1997.
"Penyair Amerika Longfellow pernah menulis, 'Tetapi untuk bertindak agar setiap hari esok kita lebih jauh dari hari ini. Bertindak, bertindak dalam masa kini'," ujar Jiang kepada mantan Presiden AS, Bill Clinton, dalam bahasa Inggris.
"Kita harus mengikuti tren zaman, menanggapi keinginan rakyat, dan melanjutkan langkah kita menuju pembentukan dan pengembangan kemitraan yang konstruktif dan strategis," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Jiang mengatasi krisis China-AS usai pengeboman NATO di Kedutaan Besar Beijing di Beograd pada 1999, serta tabrakan jet tempur China dengan pesawat mata-mata AS di wilayah udara China pada 2001.
Jiang menjadi salah satu dari sedikit pemimpin dunia yang berkesempatan untuk bertemu dengan mantan Presiden AS, George W. Bush, di peternakannya di Crawford, Texas, pada 2002.
Kongres Partai Komunis China Foto: Thomas Peter/Reuters
Walau begitu, warisannya sebagai pemimpin tetap beragam dan kritiknya pun berjamur. Transformasi di bawah kepemimpinan Jiang mengantarkan sejumlah masalah serius bagi China.
Reformasi politik terhambat dan kebebasan terkekang. Jiang mungkin membawa pertumbuhan yang mengagumkan, tetapi kesenjangan sosial turut melebar.
Korupsi memburuk dan kerusuhan sosial meningkat. Para aktivis HAM turut menyesalkan penindasannya terhadap aktivis politik.
ADVERTISEMENT
Jiang juga melarang dan menamai kelompok spiritual Falun Gong sebagai aliran sesat pada 1999 setelah sekitar 10.000 anggotanya mengepung kompleks kepemimpinan Zhongnanhai di Beijing.
Dalam banyak hal, Jiang meniru mendiang pendiri PKC, Mao Zedong. Untuk menunjukkan bahwa dia masih bugar saat berusia 73 tahun, Mao berenang di Sungai Yangtze pada 1966. Ketika Jiang mengunjungi AS pada 1997, dia berenang di Pantai Waikiki Hawaii.
Banyak orang China menyebut Mao sebagai penyair berbakat. Koran-koran menampilkan salah satu puisi Jiang pula di halaman depan mereka pada 1999. Sebagaimana Mao, Jiang mengenakan celana jauh di atas pinggang dan menyisir rambutnya lurus ke belakang.
Patung Mao Zedong di pusat Lijiang, China. Foto: Shutterstock
Meski senang bercanda dan bernyanyi bersama para pemimpin asing, Jiang tidak luput dalam menunjukkan amarah. Dia pernah mengecam keras wartawan karena menanyakan apakah Tung Chee-hwa adalah 'pilihan Kaisar' untuk menjabat selama lima tahun lagi di Hong Kong.
ADVERTISEMENT
"Media harus meningkatkan pengetahuannya, tahukah Anda? Pertanyaan Anda terlalu sederhana, terkadang naif!" teriak Jiang.
Analis meyakini Jiang terus memengaruhi politik komunis China, termasuk dalam pemilihan Xi Jinping sebagai presiden pada 2012.
Kekuatannya kemudian diyakini menyusut seiring dengan tumbuhnya pengaruh Xi yang menjadi tokoh politik paling kuat sejak Mao.
Kendati demikian, Jiang tetap mengamankan tempatnya di jajaran sosialis China. Teori 'Tiga Perwakilan' yang dia cetuskan telah tertuang—bersama dengan Pemikiran Mao Zedong dan Teori Deng Xiaoping—dalam konstitusi partai pada 2002.