Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
OIAA hingga Kemenag Diminta Turun Tangan Tangani Pembeludakan Mahasiswa RI
19 Juni 2024 15:42 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Permasalahan yang dihadapi mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar Kairo semakin mengemuka. Ini terkait dengan membeludaknya mahasiswa Indonesia yang kuliah di sana.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya belasan ribu mahasiswa Indonesia di Al-Azhar Kairo, tak dibarengi dengan kualitas belajar yang dijalani oleh mereka. Ada oknum mahasiswa yang memilih bekerja dibanding belajar.
Dia menduga ada pula yang terjerumus dalam kehidupan bebas.
Menurut mahasiswa S3 asal Indonesia, Muhammad Nuruddin, dalam podcast Diptalk di YouTube kumparan, meminta beberapa lembaga yang terkait pembeludakan untuk tangan mengatasi masalah ini. Sebab, ada oknum-oknum yang memanfaatkan pembeludakan demi keuntungan pribadi.
“OIAA, Kemenag, dan tentunya juga KBRI Kairo. Jadi, mereka ini yang memediasi antara pemerintah dengan Al-Azhar. Saat saya berangkat itu ya lewat mereka,” ungkap mahasiswa S3 asal Indonesia, Muhammad Nuruddin, dalam wawancara eksklusif bersama kumparan.
Nuruddin menyuarakan keresahannya mengenai pembeludakan jumlah mahasiswa dan dampak negatif yang menyertainya. Ia menekankan pentingnya perhatian serius dari pihak-pihak terkait untuk membenahi kondisi mahasiswa Indonesia di Mesir.
ADVERTISEMENT
“Jika OIAA, Kemenag, dan KBRI Kairo benar-benar serius ingin membenahi kehidupan masyarakat di sana, saya memohon, bukan cuma saya, Pak. Banyak mahasiswa yang mengalami kegelisahan itu, cobalah dipertimbangkan dengan sematang mungkin,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, ia berharap Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, selaku Ketua OIAA, dapat mendengar dan memahami keresahan para mahasiswa.
“Ini mohon maaf ya, Pak Zainul Majdi, Tuan Guru Bajang sebagai Ketua OIAA, pihak-pihak di Kemenag, kita bicara dari hati nurani kita sendiri. Mohon ini diperhatikan dengan serius. Pembeludakan ini telah menimbulkan banyak masalah. Kalau kita masih peduli dengan nama baik Al-Azhar, dengan nama baik alumni kita, mari bicara secara jujur,” ujarnya.
kumparan telah menghubungi Ketua OIAA, TGB Zainul Majdi, pada Rabu (19/6). Namun, hingga kini belum mendapatkan respons.
Nuruddin merasa miris dengan keadaan Kairo saat ini dan berharap ada tindakan nyata dari pihak berwenang.
ADVERTISEMENT
“Saya ini mahasiswa biasa, Pak. Bukan orang OIAA, bukan orang Kemenag, tapi saya merasa miris dengan keadaan seperti sekarang. Mau sampai kapan ini terus dibiarkan? Dan anda tidak peduli dengan masalah-masalah itu? Pertanggungjawabannya di akhirat,” kata Nuruddin.
Sebagai mahasiswa perantau sejak 2012, ia merasa telah melaksanakan tugasnya dengan apa yang ia lihat dan alami.
“Saya sudah menyampaikan ini. Tugas saya hanya menyampaikan. Kalau saya punya kebijakan, saya akan berikan kebijakan. Tapi saya enggak punya otoritas untuk memberikan kebijakan,” pungkasnya.