OJK: Ada 150 Ribu Orang yang Pinjam Uang Melalui Fintech

28 November 2017 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri jasa keuangan mengantisipasi perkembangan teknologi keuangan (fintech) pada tahun mendatang. Apalagi saat ini perkembangan fintech semakin meningkat signifikan.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Nurhaida, mengatakan pihaknya terus mengawasi perkembangan fintech. Saat ini, otoritas mencoba mengatur secara seimbang antara fintech dengan sektor keuangan.
"OJK coba balance antara mengatur secara ketat dan berdampak industri tidak berkembang, atau kami cari balance-nya sehingga industri berkembang, tapi keamanan bisa terjaga," kata Nurhaida dalam seminar outlook ekonomi 2018 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (28/11).
Dia mengakui otoritas belum mengatur secara masif industri fintech meski pertumbuhannya luar biasa. Hingga saat ini tercatat jumlah pemberi pinjaman di industri fintech mencapai 60.000 orang, meningkat 344% dari tahun sebelumnya.
"Peminjam lebih banyak sekitar 150.000 orang. Ini terus berkembang dan kami dari OJK mencoba mengawasi, dan seberapa jauh kami mengatur," ujarnya.
ADVERTISEMENT
OJK terus mewanti-wanti industri perbankan agar mengantisipasi era digitalisasi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan efisiensi dalam menjalankan pelayanan finansialnya.
Proses digitalisasi di industri perbankan sebenarnya telah berlangsung sejak lama, contohnya banyak bank yang menerapkan jaringan distribusi laku pandai atau branchless banking.
Laku pandai adalah layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya yang dilakukan tidak melalui jaringan kantor, namun melalui kerja sama dengan pihak lain dan perlu didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.
Branchless banking memiliki implikasi yang jelas, memungkinkan bank tidak perlu membuka cabang baru melainkan memanfaatkan para agen bank sehingga mampu menciptakan efisiensi.