Oknum Brimob yang Terlibat Pengeroyokan Rahmat Vaisandri Ditahan Terpisah

3 Februari 2025 16:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rahmat Faisandri (29 tahun), warga asal Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat diduga menjadi korban penculikan dan penyiksaan saat merantau di Jakarta Timur. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rahmat Faisandri (29 tahun), warga asal Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat diduga menjadi korban penculikan dan penyiksaan saat merantau di Jakarta Timur. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Polres Jakarta Timur mengamankan Bripka O, oknum Brimob yang ikut terlibat dalam pengeroyokan Rahmat Vaisandri (29) hingga tewas di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada pertengahan bulan Oktober 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini polisi telah menangkap 10 orang pelaku pengeroyokan, termasuk Bripka O. Semuanya telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Satu orang selaku oknum anggota Polri yang juga sebagai tenaga pengamanan dalam proyek pembangunan ruko tersebut ditahan di rumah tahanan negara Korbrimob Polri," ujar Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly dalam jumpa pers di Mapolres Jakarta Timur, Senin (3/2).
Namun penahanan Bripka O dan 9 pelaku lainnya terpisah. Kenapa?
Kapolres Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly di Polres Jakarta Timur, Senin (16/12/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
"Karena kita memikirkan keselamatan yang bersangkutan, dan yang kedua supaya tidak ada indikasi terpengaruhan para tersangka lainnya dengan pihak anggota tersebut. Jadi kita putuskan untuk penahanan terpisah untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan," jelas Nico.
Adapun dalam kasus ini, kesepuluh tersangka pengeroyokan dijerat Pasal Pengeroyokan dan atau pasal Penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Yaitu Pasal 170 KUHP dan atau Pasal 351 Ayat 3 UU Nomor 1 Tahun 1946 Tentang KUHP," kata Nico.
2 Orang Masih Diburu
Polres Jakarta Timur kini juga masih memburu 2 pelaku lain yang saat ini belum diketahui keberadaannya.
"Ada indikasi ada dua orang yang diduga sebagai pelaku yang sampai saat ini masih dilakukan pengejaran," kata Nico.
Namun polisi belum mengetahui identitas kedua orang ini. Karena sebagai kuli bangunan, para pekerja proyek itu tak begitu saling mengenal.
"Karena kita tahu bersama bahwa ini adalah pekerja kuli bangunan yang mereka asalnya tidak sama dan identitasnya pun mereka tidak saling mengetahui, sehingga kita melakukan penyelidikan dan penyidikan, baru menemukan identitas berupa alias, identitas sesungguhnya kita tidak tahu," jelas Nico.
ADVERTISEMENT