Oknum Propam Hapus Foto dan Video Jurnalis, Polri Minta Maaf

15 Juli 2022 13:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (28/6).  Foto: Nugroho GN/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (28/6). Foto: Nugroho GN/kumparan
ADVERTISEMENT
Polri meminta maaf terkait peristiwa intimidasi dua orang jurnalis dari detikcom dan CNN saat meliput di sekitar rumah Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (14/7) kemarin. Kini, diketahui 3 orang pelaku yang melakukan intimidasi yakni anggota Polri.
ADVERTISEMENT
Permintaan maaf diungkapkan oleh Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo saat pihak Polri menggelar audiensi bersama dengan pimpinan media kedua wartawan yang menjadi korban intimidasi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (15/7).
"Saya didampingi oleh Karo Provos dan Karo Penmas, saya selaku Kadiv Humas mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa yang terjadi, yang kemarin, kemarin malam kebetulan menimpa dua teman media, yaitu dari detik maupun CNN," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (15/7).
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa pihak Polri menyesal atas adanya anggota Polri yang melakukan tindakan intimidasi terhadap jurnalis. Menurut Dedi, hal itu tidak sesuai dengan arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo Foto: Dok. Polri
ADVERTISEMENT
Dedi memastikan ke depannya Polri tidak akan melakukan tindakan itu kembali. Untuk itu, saat ini Polri terus berupaya melakukan komunikasi dengan pihak terkait.
"Kami sudah punya pengalaman bagaimana kami komunikasi dengan teman-teman media di tahun 2018 di tahun 2019 kejadian-kejadian seperti ini pun juga pernah terjadi, bahkan lebih keras lagi, kita harapkan kejadian seperti ini untuk tidak terjadi dan kita dedikasi bersama-sama, kita duduk bersama-sama," ungkapnya.
"Hari ini kami diskusi dan komitmen dengan Polri, anggota yang melakukan intimidasi kepada teman-teman jurnalis yang melaksanakan tugas sudah diketemukan dan akan ditindak tegas oleh Karo Provos, nanti hasilnya pun akan saya informasikan," pungkasnya.
Sementara itu, Karo Provos Polri Brigjen Pol Benny Ali juga meminta maaf kepada pihak media yang menjadi korban intimidasi oleh anggotanya saat meliput di sekitar wilayah rumah dinas Kadiv Propam Polri.
Suasana di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (13/7/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Pertama-tama saya selaku Karo Provos mengucapkan permohonan maaf atas tindakan anggota kami yang kurang pemahaman terhadap kejadian kemarin,” kata Benny.
ADVERTISEMENT
“Memang kejadian kemarin itu bukan di TKP. Tapi itu merupakan tempat yang dia tinggali, jadi dia itu melaksanakan pengamanan terstruktur. Mungkin pemahaman anggota kami ini dengan pemberitaan-pemberitaan itu, ini sudah menyangkut privasi, empati,” tambahnya.
“Jadi bukan di TKP, Pak, sekali lagi kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya. Selanjutnya terkait dengan kejadian tersebut, kami akan melakukan tindakan disiplin terhadap anggota tersebut,” pungkasnya.

Intimidasi di Duren Tiga

Sebelumnya, dua wartawan mengaku menjadi korban intimidasi oleh orang tidak dikenal (OTK). Hal itu terjadi saat tengah meliput di sekitar rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (14/7).
ADVERTISEMENT
Sebanyak tiga orang berkaus hitam dengan perawakan tegap dan berambut cepak diduga memaksa untuk menghapus foto dan video hasil liputan.
Salah satu wartawan yang enggan disebutkan namanya bercerita, awalnya dia bersama rekannya hendak mewawancarai Ketua RT setempat Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto.
"Pertama ke rumah Pak RT, kan, didatenginnya sama Ibunya yang keluar, nanya-nanya kan, katanya, bapaknya itu nggak mau ngomong lagi," kata salah satu korban.
Di rumah ketua RT, kedua wartawan itu mendapatkan informasi jika kediaman tersebut sempat didatangi lima orang polisi pada Rabu (13/7) malam.
Usai dari sana, keduanya kembali berjalan untuk mencari saksi lain yang bernama Asep. Dia diketahui seorang petugas kebersihan.
"Ketemu lah Pak Aseplah di pertigaan, tuh, di pinggir jalan. Oh iya saya Pak Asep, oh ya udah. Sambil wawancara tuh sempat ada orang nyamperin, manggil si Pak Asep, terus ya udah kita lanjut wawancara tuh sama Pak Asep sambil videoin segala macam," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Di tengah wawancara dengan Asep, tiga orang berbaju hitam itu langsung mengambil handphone kedua wartawan tersebut dan menghapus foto hingga video.
Selain itu, tas keduanya juga digeledah oleh orang tidak dikenal tersebut.
"Pas udah agak jauh, disamperin lagi tuh bertiga. Langsung 'sini mana handphonenya mana handphonenya.' Langsung dihapus-hapusin (videonya). Ada 3 video," ucapnya.