Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Seorang warga di Kota Medan bernama Andreas Sianipar (44 tahun) hilang sejak Minggu (8/12) lalu. Ia diduga diculik dan dianiaya oleh seorang oknum TNI inisial Serka H.
ADVERTISEMENT
Dugaan ini diungkap oleh adik korban yakni A Sianipar.
A Sianipar mengaku pihaknya mempunyai sebuah video rekaman penganiayaan yang dilakukan oleh Serka H bersama sejumlah warga sipil.
A Sianipar bilang polisi sudah menangkap 4 orang dalam kasus ini. Ia pun sudah bertemu dengan 4 orang untuk menanyakan awal mula dugaan penculikan terhadap abangnya itu.
Selain itu, ia juga bertemu seorang saksi yang ada di sekitar kejadian.
“Awal mulanya tanggal 8 Desember dari seberang asrama tempat tinggal pelaku, di depan asrama itu ada gang. Nah di dalam gang itu awal mulanya diculik,” kata A Sianipar pada Jumat (20/12).
A Sianipar bilang, saat itu sekitar pukul 01.00 WIB abangnya dibawa paksa oleh sejumlah orang dengan menggunakan sebuah mobil Ayla.
ADVERTISEMENT
Bawa paksa itu disebut-sebut lantaran korban menghilangkan mobil yang ia pinjam dari Serka H.
Lalu, korban dibawa ke rumah dinas Serka H. Saat perjalanan, teman-teman korban sekitar 5 motor sempat mengikuti korban dari belakang mobil.
“Karena abangku dibawa dalam mobil nih abangku diikuti kawannya naik kereta (motor) ngikutin. Karena berhadapan dengan tentara mereka pun masih takut-takut memang,” kata dia.
“Jadi dibawa abangku ke depan Rumdis, abangku dikeluarkan nampak istrinya marah-marah kata seorang saksi ini. Lalu datang suaminya, si Serka H, bawa parang karena dilihatnya ada pengikutnya (teman korban), memang udah nunggu juga di situ belasan pemuda pegang parang di asrama,” sambungnya.
Rekan-rekan korban pun lalu diusir oleh Serka H.
“Lalu diancam pergi-pergi kalian gitu, (dibilang) bacok-bacok ini semua, takut lah saksi 5 motor ini,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, rekan korban pun mundur dan menghubungi anak korban.
Di sana, korban lalu dianiaya oleh sekitar 18 orang. Aksi itu pun kata A Sianipar sempat memancing kerumunan massa. Namun, Serka H menyebut bahwa korban adalah geng motor.
“Si Serka H ini (bilang) yang kutangkap ini geng motor, geng motor. Jadi orang terpancing pengin mukul juga,” kata A Sianipar bercerita.
“Lalu ketika mendekat mereka (masyarakat) menyadari masalah pribadi karena bahas-bahas mobil ternyata masalah pribadi yang lain jadi enggan. Ya saksi ini sempat merekam video itu orang asrama juga,” sambungnya.
Aksi penyiksaan yang dilakukan mulai dari memukul korban hingga membacok.
“Dibacok, ditebas ada video itu dipukulin ada juga,” kata dia.
“Tersangka yang sudah diamankan kan menjelaskan itu juga,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Lantaran aksi penganiayaan itu mengundang keramaian, pukul 03.00 WIB Serka H dan sejumlah warga sipil pun menghentikan aksinya.
“Karena mengundang keramaian jam setengah 3 berhenti mereka menyiksa di rumah dinas. Lanjut besoknya ke kandang lembu kosong di sekitar asrama sekitar jam 10 pagi,” kata dia.
“Mereka bawa korban dengan mobil Ayla kita selesaikan di luar, ternyata kandang lembu, ternyata di situ pembantaian dibacok, dipukul selang, diikat kaki tangan,” sambungnya.
Kata A Sianipar, pelaku yang saat itu bermula 18 orang pun berkurang menjadi 10 orang. Diduga kata dia, para pelaku lainnya curiga bahwa Serka H ingin membunuh korban. Pelaku sipil lainnya pun takut.
Bahkan kata A Sianipar, hanya tinggal 3 orang sipil yang ikut saat mengikat korban. Lantaran mereka melihat aksi Serka H menyiksa korban.
ADVERTISEMENT
“(Penyiksa) di kandang lembu saja ada 10 orang. Rumdis 18-an orang tapi makin nekat-nekat ada yang menarik diri,” kata dia.
“Yang (korban) dilakban itu pun tinggal 2 atau 3 orang, mulai takut sendiri kayaknya mau membunuh ini si Serka H ini,” katanya.
A Sianipar bilang, usai dianiaya di kandang lembu, korban dibawa naik ke mobil.
“Jam 10 atau 11 disiksa sampai setengah 4 sore. Dia ampun-ampun tolong aku, tanggung jawab kuhubungi mamakku, ini cerita tersangka yang ditangkap ya,” kata dia.
“Padahal dia emang gak tahu mobil itu, ditangkap orang, disiksa, dia bilang aku mau hubungi mamakku, pasti diganti. Tapi tidak dilakukan Serka H, si Serka H ini jawab aku gak butuh uangmu, aku butuh mobil itu katanya,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Korban kemudian dipaksa menemukan mobil yang hilang bersama 3 warga sipil dan Serka H. Korban juga sempat mengulur waktu dengan cara mengarahkan mobil ke arah Binjai.
Lalu, korban kembali ke rumah dinas Serka H. Di sana, 3 warga sipil lainnya pun membubarkan diri.
Korban ditinggal di dalam mobil bersama Serka H. Sejak hari itu, korban pun menghilang.
Lapor ke Polrestabes dan Kodam
A Sianipar bersama keluarganya telah melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Medan dan Pomdam I Bukit Barisan pada Senin (9/12).
Di Polres, kata A Sianipar, sudah ada 4 pelaku yang ditangkap.
Sementara, di Pomdam, kata dia, pihaknya sudah dipertemukan dengan Serka H. Namun, Serka H membantah bahwa ia menculik korban.
ADVERTISEMENT
Kata A Sianipar, Serka H menyebut bahwa korban kabur bersama mobil yang ia pinjam.
“Kondisi terakhir, 4 orang ditangkap semua menerangkan mengarah ke Serka H, disuruh menyiksa dijanjikan uang Rp 2 juta kalau berhasil dapat mobil yang dimaksud tapi belum dibayarkan padahal sudah dilakukan penyiksaan itu,” kata dia.
“Serka H dipertemukan katanya tidak mengenali membantah, gak mengenali, gak tahu di mana dibuat si korban. Dia masih menganggap pergi bersama si mobil tak pulang-pulang,” jelasnya.
A Sianipar bilang, pihaknya saat ini hanya berharap korban bisa ditemukan. Terlepas kondisinya selamat atau tidak.
“Kan kita butuh di mana keberadaan korban, kondisi seperti apapun keluarga sudah ikhlas kondisi apapun dibuang di mana pun,” sambungnya.
Kata Kodam
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Kodam I Bukit Barisan buka suara. Katanya, Serka H sudah diperiksa.
Namun, dia belum mengakui adanya insiden tersebut.
“Yang bersangkutan belum mengakui kalau dia yang menyekap, masih didalami, akan ada pendalaman, yang penting validitas yang kita buktikan,” kata Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Refrizal saat ditemui di Kodam I Bukit Barisan.