Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Omicron Masuk Indonesia, Menkes Pastikan Belum Ada Transmisi Komunitas
16 Desember 2021 11:24 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengumumkan 1 kasus penularan varian corona Omicron di Indonesia. Pasien yang terinfeksi ini adalah pekerja kebersihan di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, berinisial N.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Budi Gunadi memastikan hingga kini belum ada transmisi komunitas atau penularan di masyarakat.
"Sampai sekarang transmisi komunitas belum kita temui, walaupun kita terus melakukan sampling WGS (whole genome sequencing) yang lebih ketat," tegasnya saat konferensi pers, Kamis (16/12).
Menurut Budi Gunadi , pasien yang terinfeksi Omicron ini tak ada riwayat perjalanan ke luar negeri. Namun karena bekerja sebagai tenaga kebersihan di Wisma Atlet, maka berpotensi besar tertular dari pasien yang sedang karantina.
"Memang untuk kasus Omicron diidentifikasi dikarantina petugas ini tidak memiliki history perjalanan luar negeri, tetapi kita belajar dari Hong Kong memang terjadi juga seperti itu, karena melayani pasien dia tertular," urainya.
Saat ini, Wisma Atlet memang digunakan sebagai lokasi karantina dan perawatan para pelaku perjalanan luar negeri yang terinfeksi corona. Pekerja Wisma Atlet yang terinfeksi Omicron ini pun sudah diisolasi, meski tak bergejala (OTG), agar penularan dapat dicegah.
ADVERTISEMENT
"Orang yang tertular ini kebetulan tinggal di Asrama Wisma Atlet sehingga kita isolasi, tapi kita lihat belum ada transmisi komunitas," tegas Budi Gunadi.
Upaya Antisipasi Transmisi Omicron di Masyarakat
Meski baru 1 kasus infeksi Omicron, Budi Gunadi memastikan upaya antisipasi terus dilakukan, yakni meningkatkan upaya pengurutan keseluruhan genom atau whole genome sequencing (WGS) untuk mendeteksi Omicron.
"Apa yang kita lakukan antisipasi karena anyway tidak banyak sehari 200-300, kita tingkatkan WGS dari seluruh kasus konfirmasi (kasus positif corona), jadi seluruh kasus ada 5% WGS sekarang rencana 10% (dari) semua kasus konfirmasi kita WGS," urainya.
Jika terdeteksi Omicron maka Kemenkes akan menggencarkan pemakaian reagen PCR yang lebih mumpuni, yakni PCR S Gene Target Failure (SGTF).
ADVERTISEMENT
"Kalau ada omicron kita tahu cepat. (Lalu) kita menggencarkan teknologi reagen PCR SGTF, karena ini bisa memberikan seperti marker atau indikasi dini bahwa tes PCR pos kemungkinan besar Omicron. (sementara) WGS kita butuh 5-7 hari," pungkasnya.
Selain 1 kasus positif Omicron tersebut, Kemenkes menemukan 5 kasus probable (kemungkinan) terinfeksi Omicron. Namun, sifatnya masih belum bisa dipastikan.
Dari 5 kasus probable Omicron tersebut, 2 kasus di antaranya merupakan WNI yang baru pulang dari Amerika Serikat dan Inggris. Keduanya saat ini sedang diisolasi di Wisma Atlet Kemayoran. 3 kasus lainnya adalah WN China yang datang ke Manado dan kini sedang diisolasi di Manado.