Omicron Transmisi Lokal Sudah Mendominasi di DKI, Terbanyak di Lingkungan Rumah

8 Februari 2022 16:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria mejawab pertanyaan wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (20/1/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria mejawab pertanyaan wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (20/1/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 varian Omicron di Jakarta kini sudah mulai didominasi oleh transmisi lokal. Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria menyampaikan saat ini kasus varian Omicron di Jakarta mencapai 3.751 orang.
ADVERTISEMENT
Menurut Riza, dari jumlah tersebut, 52,6 persen di antaranya adalah transmisi lokal.
“Omicron 3.751 [kasus], 47,4 persen itu kasus imported, 52,6 persen kasus lokal,” kata Riza kepada wartawan, Selasa (8/2).
Riza mengungkapkan, sebaran transmisi lokal varian Omicron saat ini terjadi di sekitar lingkungan permukiman warga.
“Ini [transmisi lokal Omicron] masih di perumahan ya, rata-rata di lingkungan masing-masing,” ungkapnya.
Petugas kesehatan menyimpan hasil tes usap COVID-19 milik seorang warga saat tes massal di Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (10/1/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Menyikapi hal tersebut, Riza meminta kepada warganya untuk tetap waspada terkait penyebaran varian Omicron, dengan tetap berada di rumah dan melengkapi vaksinasi corona.
“Sekarang penyebaran [kasus Omicron] lokal ini menjadi perhatian, jadi kita tidak bisa lagi menyalahkan datangnya orang asing ke Jakarta dan lain sebagainya. Justru sekarang yang meningkat internal kita,” tutup dia.
ADVERTISEMENT
Kasus corona di Jakarta terus mengalami peningkatan akibat varian Omicron menyebar luas sangat cepat. Bahkan, pada Minggu (6/2) kasus harian di Jakarta menyentuh angka 15 ribu lebih melewati saat puncak varian Delta pada bulan Juli 2021.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bahkan menyebut puncak kasus COVID-19 akibat varian Omicron akan terjadi pada akhir Februari 2022.
"Kita masih belum tahu berapa puncaknya di Indonesia, yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari. Tapi tadi kami sudah sampaikan di negara-negara lain bisa 3 kali sampai 6 kali dibanding puncaknya Delta, di mana puncaknya Delta di Indonesia 57 ribu kasus per hari," jelas Budi, Senin (31/1).