Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
ADVERTISEMENT

16 Januari 1926 adalah hari kelahiran salah satu tokoh pendidikan Indonesia bernama Sandiah atau yang lebih dikenal dengan nama Ibu Kasur. Ia mendapat julukan Ibu Kasur karena suaminya, Soerjono, punya panggilan akrab Pak Kasur. Perempuan yang lahir di Jakarta ini mencurahkan sebagian besar waktunya pada dunia anak-anak.
ADVERTISEMENT
Lirik lagu Satu satu, aku sayang ibu, dua dua juga sayang ayah, tiga tiga sayang adik kakak, satu dua tiga sayang semuanya adalah salah satu karya legendaris beliau yang hingga saat ini masih sering dinyanyikan para ibu untuk anak-anaknya.
Pada tahun 1950-an, ia dan suaminya mengasuh siaran anak-anak di RRI Jakarta. Tahun 1962 ketika stasiun televisi TVRI berdiri, ia aktif mengisi acara "Arena Anak-anak" dan "Mengenal Tanah Airku", serta "Taman Indria" pada tahun 1970-an. Ketika stasiun televisi swasta mulai bermunculan, Ibu Kasur sering tampil dalam acara Hip Hip Ceria di RCTI.
Selain aktif mencipta lagu dan tampil di berbagai acara televisi serta siaran radio, Ibu Kasur juga mengelola Taman Kanak-Kanak (TK) Mini bersama suaminya. TK Mini berdiri sejak 1965 di rumah mereka di Jalan Agus Salim, Bandung. TK yang menampung anak-anak dari berbagai kelompok umur itu terbagi dalam tiga jenjang yaitu kelas "Parkit" untuk anak usia 3 tahun, kelas "Kutilang" untuk anak usia 4 tahun, dan kelas "Cendrawasih" untuk anak usia 5 tahun. Banyak tokoh Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan dini di TK Mini, seperti Megawati Soekarno Putri, Guruh Soekarnoputra dan Hayono Isman.
ADVERTISEMENT
Tahun 1968 lembaga pendidikan anak itu berubah nama menjadi TK Mini Pak Kasur yang hingga kemudian mempunyai lima cabang di kawasan Jabotabek, yaitu di Cikini, Cipinang, Pasar Minggu, Kemang, dan Banjar Wijaya di Tangerang.
Ibu Kasur selalu berpedoman pada konsep "belajar sambi bermain, bermain sambil belajar" dalam mengelola sistem pengajaran di sekolahnya. Pelajaran untuk anak-anak selalu disampaikan lewat sebuah permainan sederhana serta lagu-lagu yang mudah dicerna. Setiap seminggu sekali, Ibu Kasur rutin mengajak para muridnya melalukan upacara bendera. Pengenalan dasar Bahasa Inggris juga diajarkan sejak dini di TK Mini.
Menginjak kepala tujuh, Ibu Kasur masih giat mengikuti berbagai acara yang diselenggarakan oleh sejumlah Taman Kanak-kanak. Ia juga aktif menjadi pembicara seminar di berbagai tempat, dan menjadi juri lomba kreativitas serta lomba menyanyi anak-anak. Menurutnya, ada kenikmatan tersendiri ketika melihat bagaimana anak-anak tumbuh dan berkembang dari hari ke hari. Kelucuan dan kepolosan anak-anak selalu berhasil membuat Ibu Kasur merasa lebih 'hidup'.
ADVERTISEMENT
Semangat hidup Ibu Kasur dan dedikasinya terhadap dunia pendidikan anak-anak nyaris tak pernah padam. Bahkan ketika ia ditinggal pergi selamanya oleh suaminya pada tahun 1992, semangatnya yang hampir padam kembali menyala berkat dukungan dari kelima orang anaknya serta para kerabatnya.
Tanggal 22 Oktober 2002, Ibu Kasur meninggal dunia di Jakarta karena penyakit stroke dan diabetes yang dideritanya. Ia pergi meninggalkan 5 anak dan 12 cucu. Jenazah Ibu Kasur dimakamkan di sisi pusara sang suami di Kaliori, Purwokerto, Jawa Tengah.
Semasa hidupnya, Ibu Kasur pernah menerima sejumlah penghargaan, antara lain Bintang Budaya Para Dharma pada tahun 1992, penghargaan dari Presiden Soeharto dalam rangka Hari Anak Nasional (1988), serta Centro Culture Italiano Premio Adelaide Ristori Anno II dari Pemerintah Italia pada tahun 1976.
ADVERTISEMENT
Sebelum tutup usia, Ibu Kasur berhasil meneruskan obsesi suaminya yang tertunda, membuat film anak-anak. Bersama seroang produser sekaligus juru kamera, Syamsudin obsesi itu terwujud dalam film berjudul "Amrin Membolos".