Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2

ADVERTISEMENT
Militer Pakistan menuntaskan operasi penyelamatan sandera di kereta Jaffar Express. Alat transportasi tersebut diserang lalu dibajak kelompok separatis Balochistan Liberation Army (BLA) di pegunungan Bolan.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Hubungan Masyarakat Antar-Layanan (ISPR) Letjen Ahmed Sharif Chaudhry dan Menteri Informasi Pakistan Atta Tarar mengonfirmasi seluruh sandera telah dibebaskan pada Rabu malam (12/3), sementara 33 anggota BLA tewas dalam operasi tersebut.
Meski mencatat ada sekitar 440 penumpang di dalam kereta api, ia tidak menyebutkan jumlah total sandera yang telah diselamatkan.
Seorang pejabat keamanan senior mengatakan kepada media lokal Pakistan Dawn, penyelamatan dilakukan secara bertahap.
Dalam dua tahap, lebih dari 180 sandera dibebaskan, sementara sejumlah penumpang berhasil melarikan diri. Tidak diungkap detail berapa penumpang yang kabur.
Namun, insiden ini menewaskan 21 penumpang serta empat personel pasukan keamanan.
Masinis juga menjadi korban jiwa setelah mengalami luka serius.
Serangan dimulai Selasa (11/3) ketika BLA meledakkan rel dan menyerbu kereta dengan ratusan penumpang di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Pasukan Pakistan, termasuk angkatan darat, angkatan udara, dan pasukan khusus SSG, bergerak ke lokasi yang sulit diakses.
Para penyerang menggunakan sandera sebagai tameng manusia, termasuk perempuan dan anak-anak.
Rekaman drone yang dirilis ISPR menunjukkan lokasi kereta yang terdampar, dengan sandera dijaga ketat oleh pelaku bom bunuh diri.
Penembak jitu militer melumpuhkan para pelaku, memungkinkan sandera melarikan diri.
Setelah baku tembak, pasukan melanjutkan pembersihan dari satu gerbong ke gerbong lainnya.
ISPR juga menyinggung arus misinformasi yang berkembang selama insiden, terutama dari media India, yang dianggap memperkuat narasi BLA.
Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar, menuding oposisi domestik ikut menyebarkan propaganda yang melemahkan kepentingan nasional.