Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ortu Keluhkan Kisruh SBM ITB-Rektor: Aturan Baru Jangan untuk Anak Kami
22 Maret 2022 1:34 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Orang tua mahasiswa di Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM ) ITB merasa dirugikan atas peraturan yang dikeluarkan oleh ITB terkait dengan penghapusan anggaran di SBM.
ADVERTISEMENT
Peraturan yang dibuat dinilai bakal menurunkan mutu atau kualitas pendidikan di ITB . Mereka meminta aturan itu jangan diterapkan pada anaknya tapi pada mahasiswa baru.
"Kalau ITB mau membuat peraturan baru dan penurunan kualitas, silakan pada mahasiswa baru. Jangan pada kami," kata orang tua mahasiswa, Ali Nurdin, dalam kegiatan Dengar Pendapat bersama Komisi X DPR RI pada Senin (21/3).
Ali menambahkan, para orang tua yang khawatir telah mengirimkan surat ke Majelis Wali Amanat (MWA) untuk menyelesaikan polemik yang terjadi di SBM. Dalam surat tersebut, orang tua menegaskan telah dirugikan apalagi polemik itu muncul beriringan dengan pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS).
"Kami telah dirugikan, permasalahan SBM ini bukan akan membuat kami rugi. Ini sudah merugikan. Kerugiannya satu moral anak2 kami yang terganggu, apalagi situasi kemarin ketika masa UTS," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Para orang tua pun menyayangkan lambatnya Rektor ITB Reini Wirahadikusumah dalam menyelesaikan polemik yang terjadi. Oleh sebab itu, Ali dan para orang tua mahasiswa meminta agar MWA dapat mengambil sikap atas persoalan yang terjadi. Kualitas pendidikan di SBM harus segera dikembalikan.
Selain itu, sambung Ali, para orang tua juga meminta agar Reini mencabut peraturan baru dan mengembalikan peraturan yang lama. Jika tidak, sambung dia, pihaknya bakal menyiapkan langkah hukum. Bagaimanapun, para orang tua mempunyai hak agar anaknya memperoleh kualitas pendidikan yang layak.
"Kalau tidak kami punya hak juga untuk melakukan upaya hukum agar standar pendidikannya tetap sama," kata dia.
Hal senada dikatakan, orang tua mahasiswa lainnya yakni Laode Subur. Menurut dia, aturan swakelola yang dicabut mengakibatkan kualitas didik menurun. Hal itu ditandai dengan tak adanya program seperti kunjungan profesor hingga pengadaan mentor.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah punya kontrak sosial. Kami bayar uang kuliah dengan standar yang ada. Kalau dicabut maka akan merugikan kami. Kami minta swakelola berjalan kalo mau dibatalkan untuk mahasiswa baru atau untuk tahun 2024," pungkas dia.