Otoritas Pro-Rusia di Wilayah Aneksasi Buat Milisi Lokal Lawan Pasukan Ukraina

24 Oktober 2022 18:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan pro-Rusia terlihat di atas tank di pemukiman Buhas (Bugas) yang dikuasai separatis, di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa (1/3/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan pro-Rusia terlihat di atas tank di pemukiman Buhas (Bugas) yang dikuasai separatis, di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa (1/3/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah pro-Rusia empat wilayah yang diklaim telah dicaploknya dari Ukraina mulai mengorganisasi sejumlah penduduk setempat ke dalam unit-unit militan pada Senin (24/10).
ADVERTISEMENT
Keempat wilayah tersebut adalah Provinsi Kherson, Provinsi Luhansk, Provinsi Donetsk, dan Provinsi Zaporizhzhia. Setelah menggelar referendum, Rusia mengumumkan pencaplokan pada 30 September.
Otoritas pendudukan menjelaskan, pria lokal berkesempatan untuk bergabung dengan unit pertahanan bila memilih untuk menetap di Kherson. Namun, warga di wilayah yang diduduki lainnya seperti Donetsk dipaksa untuk bergabung dengan tentara proksi Rusia.
Pasukan militan tersebut akan berperang melawan pasukan Ukraina. Memaksa warga sipil agar berdinas dalam angkatan bersenjata negara pendudukan adalah pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa.
Warga sipil yang dievakuasi dari wilayah Kherson yang dikuasai Rusia di Ukraina tiba di stasiun kereta api di kota Dzhankoi, Krimea, 20 Oktober 2022. REUTERS/Alexey Pavlishak Foto: Alexey Pavlishak/Reuters
Pengumuman tersebut menyusul pemberlakuan darurat militer di keempat provinsi terkait oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada 19 Oktober. Pasalnya, darurat militer dapat membantu mobilisasi oleh otoritas yang mereka tempatkan di Ukraina.
Putin mengatakan, langkah itu berguna meningkatkan stabilitas ekonomi, industri, dan produksi dalam mendukung invasi Rusia. Darurat militer juga mungkin akan membawa aturan yang membatasi perjalanan dan pertemuan publik di keempat wilayah.
ADVERTISEMENT
Darurat militer mengantarkan konsekuensi signifikan bagi penduduk. Militer dan pemerintah lokal dapat melarang atau membatasi pergerakan warga, serta pertemuan dan kegiatan partai politik.
Sementara itu, pabrik-pabrik akan diminta menyokong militer Rusia.
Warga sipil yang dievakuasi dari kota Kherson yang dikuasai Rusia tiba dengan feri di kota Oleshky, Kherson, Ukraina, Sabtu (22/20/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
Ukraina lantas menolak darurat militer. Penasihat presiden Ukraina, Mikhailo Podolyak, menekankan bahwa pihaknya akan melanjutkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia. Ukraina telah melancarkan serangan balik untuk merebut kembali wilayahnya sejak Agustus.
Darurat militer muncul seiring otoritas setempat memerintahkan warga sipil untuk mengungsi dari Provinsi Kherson akibat serangan balasan dari pasukan Ukraina. Sekitar 25.000 orang telah dievakuasi oleh tentara Rusia melintasi Sungai Dnipro sejak Selasa (18/10).
"Sangat penting untuk menyelamatkan hidup Anda," jelas Menteri Pendidikan Rusia, Sergei Kravtsov, dikutip dari Reuters, Senin (24/10).
ADVERTISEMENT