Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Otoritas Pro-Rusia di Wilayah Aneksasi Buat Milisi Lokal Lawan Pasukan Ukraina
24 Oktober 2022 18:07 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Keempat wilayah tersebut adalah Provinsi Kherson, Provinsi Luhansk, Provinsi Donetsk, dan Provinsi Zaporizhzhia. Setelah menggelar referendum, Rusia mengumumkan pencaplokan pada 30 September.
Otoritas pendudukan menjelaskan, pria lokal berkesempatan untuk bergabung dengan unit pertahanan bila memilih untuk menetap di Kherson. Namun, warga di wilayah yang diduduki lainnya seperti Donetsk dipaksa untuk bergabung dengan tentara proksi Rusia.
Pasukan militan tersebut akan berperang melawan pasukan Ukraina. Memaksa warga sipil agar berdinas dalam angkatan bersenjata negara pendudukan adalah pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa.
Pengumuman tersebut menyusul pemberlakuan darurat militer di keempat provinsi terkait oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada 19 Oktober. Pasalnya, darurat militer dapat membantu mobilisasi oleh otoritas yang mereka tempatkan di Ukraina.
Putin mengatakan, langkah itu berguna meningkatkan stabilitas ekonomi, industri, dan produksi dalam mendukung invasi Rusia. Darurat militer juga mungkin akan membawa aturan yang membatasi perjalanan dan pertemuan publik di keempat wilayah.
ADVERTISEMENT
Darurat militer mengantarkan konsekuensi signifikan bagi penduduk. Militer dan pemerintah lokal dapat melarang atau membatasi pergerakan warga, serta pertemuan dan kegiatan partai politik.
Sementara itu, pabrik-pabrik akan diminta menyokong militer Rusia.
Ukraina lantas menolak darurat militer. Penasihat presiden Ukraina, Mikhailo Podolyak, menekankan bahwa pihaknya akan melanjutkan serangan balasan terhadap pasukan Rusia. Ukraina telah melancarkan serangan balik untuk merebut kembali wilayahnya sejak Agustus.
Darurat militer muncul seiring otoritas setempat memerintahkan warga sipil untuk mengungsi dari Provinsi Kherson akibat serangan balasan dari pasukan Ukraina. Sekitar 25.000 orang telah dievakuasi oleh tentara Rusia melintasi Sungai Dnipro sejak Selasa (18/10).
"Sangat penting untuk menyelamatkan hidup Anda," jelas Menteri Pendidikan Rusia, Sergei Kravtsov, dikutip dari Reuters, Senin (24/10).
ADVERTISEMENT