news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Owa Siamang yang Dipelihara Bupati Badung Dikenal sebagai 'Sang Penyanyi Hutan'

15 September 2021 20:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seekor Owa Siamang (Symphalangus syndactiylus) menaiki pohon usai dilepasliarkan di kawasan hutan taman wisata alam Jantho, Aceh Besar, Aceh, Kamis (26/8).  Foto: Khalis/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Seekor Owa Siamang (Symphalangus syndactiylus) menaiki pohon usai dilepasliarkan di kawasan hutan taman wisata alam Jantho, Aceh Besar, Aceh, Kamis (26/8). Foto: Khalis/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bupati Badung, Bali, I Nyoman Giri Prasta memelihara seekor Owa Siamang. Ia memanggil kera hitam tersebut dengan nama Mimi.
ADVERTISEMENT
Perbuatan Giri Prasta dikecam warganet. Sebab, kera hitam atau Symphalangus Syndactylus termasuk dalam satwa yang dilindungi. Usai mendapat kritikan itu, Giri langsung menyerahkan kera tersebut ke BKSDA.
Kepala BKSDA Bali, Agus Budi Santosa, mengatakan, owa dikenal sebagai sang penyanyi hutan. Hal ini karena owa betina, yang merupakan pimpinan kelompok menggunakan suara sebagai penanda teritorial kekuasaannya.
Sang penyanyi hutan ini juga disematkan kepada siamang lain yang masih satu kerabat dengan Owa Siamang. Di antaranya, Owa Jawa atau Hylobates Moloch, Owa Kalimantan atau Hylobates Agilis Albibarbis dan Hylobates Mullery.
"Owa Siamang seperti juga kerabatnya merupakan salah satu primata yang menggunakan sinyal suara sebagai penanda daerah kekuasaannya. Sinyal suara yang mirip berbentuk “nyanyian” dikeluarkan biasanya setiap pagi oleh betina dewasa Owa Siamang yang berperan sebagai perwakilan kelompok," ucap Agus dalam keterangan rilisnya, Rabu (15/9).
ADVERTISEMENT
"Oleh sebab itu Owa Siamang ini sering juga disebut sebagai "The Forest Singer" atau Sang Penyanyi Hutan," tambah dia.
Mimi, kera hitam yang dipelihara Giri Prasta. Foto: Dok. Istimewa
Agus menuturkan, habitat Owa Siamang berada di Sumatera dan semenanjung Malaysia. Ia hidup di hutan hujan tropis dan munson. Owa Siamang tinggal di pohon setinggi 300-200 meter.
Owa hidup berkelompok, tidak soliter dan memiliki daerah teritorial tidak terlalu besar. Masa hidupnya antara 30-40 tahun.
Owa aktif pada siang hari untuk mencari makan, bergelantung dan terkadang istirahat di tajuk yang rapat saat sinar matahari sangat terik. Owa Siamang sangat selektif memilih pakan. Jenis makanannya di habitat aslinya adalah buah-buahan dan daun muda.
"Siamang itu walaupun hewan buas tapi tidak agresif dan sangat pemalu. Dia tidak suka berinteraksi dengan manusia. Dia akan buas dalam arti menyerang itu jika ingin melindungi keluarganya," kata Agus.
Kepala BKSDA Bali Agus Budi Santosa. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Agus meminta warga aktif untuk melapor ke BKSDA atau aparat penegak hukum apabila menemukan oknum yang memelihara satwa yang dilindungi.
ADVERTISEMENT
"Jika ada yang menawarkan, hendaknya mengedukasi bahwa satwa tersebut merupakan satwa yang dilindungi UU, segera laporkan ke petugas Balai KSDA setempat," kata dia.