Pabrik Rokok di Tulungagung Tetap Beroperasi Meski Ada Karyawan Positif Corona

28 Mei 2020 14:04 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas produksi di PR Trubus Sehat Alami dengan penerapan protokol kesehatan antisipasi penularan COVID-19 di Pakel, Tulungagung. Foto: ANTARA/Destyan Handri Sujarwoko
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas produksi di PR Trubus Sehat Alami dengan penerapan protokol kesehatan antisipasi penularan COVID-19 di Pakel, Tulungagung. Foto: ANTARA/Destyan Handri Sujarwoko
ADVERTISEMENT
Dua pabrik rokok lokal di Tulungagung yang menghasilkan produk rokok merek Simustika dan Trubus Alami tetap beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan meski sejumlah pekerjanya positif COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana terpantau di lokasi produksi kedua pabrik rokok yang terletak di Desa Gesikan, Kecamatan Pakel, Tulungagung, Jawa Timur, Pabrik Rokok (PR) Trubus Sehat Alami dan Pabrik Rokok (PR) Simustika atau PT. Cahaya Tiga Saudara Sejati, para pekerja tetap beraktivitas memproduksi rokok dengan teknik linting manual.
Menurut keterangan pemilik usaha, Purwanto di PR Trubus Sehat Alami ada sekitar 80 dari total 127 buruh linting yang masih bekerja.
Sementara di PR Simustika, jumlah pekerja lebih sedikit dari total buruh linting yang terdaftar dikaryakan di tempat ini dengan jumlah sekitar 240-an orang.
"Kami tetap berproduksi, tapi dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Seribu persen kami belajar untuk menerapkan itu agar pekerja bisa bekerja dengan tenang, kami sendiri (selaku pelaku usaha) juga tenang," kata Direktur Utama PT Trubus Sehat Alami, Purwanto, seperti dilansir Antara, Kamis (28/5).
ADVERTISEMENT
Protokol kesehatan dimaksud antara lain dengan melakukan pengukuran suhu tubuh dengan alat thermal gun serta penyemprotan disinfektan terhadap setiap pekerja ataupun tamu yang masuk pabrik rokok tersebut.
Selain itu, kegiatan produksi juga berlakukan pola jaga jarak fisik (physical distancing) antar-buruh linting, aturan wajib penggunaan masker, hingga fasilitas cuci tangan dan pelindung wajah transparan (face shield) untuk tenaga pengawas dan tenaga manajemen lain.
"Alhamdulillah semua pekerja yang beraktivitas hari ini ataupun sebelumnya sudah menjalani tes kesehatan (rapid test) dan semuanya dinyatakan sehat," kata Purwanto menambahkan.
Di Pabrik Rokok Simustika yang lokasinya bersebelahan, jumlah buruh linting yang bekerja lebih sedikit dengan penerapan protokol kesehatan yang sama.
Di pabrik rokok ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung sempat menghentikan aktivitas produksi secara total setelah belasan buruh lintingnya dinyatakan reaktif rapid test COVID-19 pada awal Mei.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah melewati masa 14 hari, aktivitas produksi kembali diizinkan berlangsung dengan syarat penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia sempat meninjau langsung kegiatan produksi di kedua pabrik rokok lokal ini, setelah sehari sebelumnya Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung mengkonfirmasi hasil swab tenggorokan atas buruh kedua perusahaan yang dinyatakan positif COVID-19.
Sebelumnya, upaya tim epidemiologi Dinkes Tulungagung sempat merancang rencana penelusuran dugaan potensi rantai penularan COVID-19 do PR Simustika, Trubus dan Margantara yang ada di Desa Gesikan, Kecamatan Pakel ini.
Terhadap PR Simustika, tracing berjalan optimal. Tim epidemologi berhasil melakukan tes cepat masal terhadap kurang lebih 240-an pekerja di perusahaan rokok tersebut.
Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia (kiri) dan pemilik PR Trubus Sehat Alami, Purwanto meninjau penerapan protokol kesehatan di gudang produksi PR Trubus. Foto: ANTARA/Destyan Handri Sujarwoko
Namun, di PR Trubus dan Margantara, penelusuran yang sempat dirancang matang dan telah dipersiapkan akhirnya batal pada hari H pelaksanaan, konon karena ada intervensi oknum pejabat yang mendapat keluhan pemilik usaha rokok yang khawatir penghentian tahap 2 bisa berdampak terhadap jatuhnya omzet penjualan sehingga memicu keuangan perusahaan kolaps.
ADVERTISEMENT
Tes cepat akhirnya dilakukan secara mandiri oleh masing-masing pekerja ke Puskesmas Bangun Jaya yang ada di Kecamatan Pakel.
Kluster pabrik rokok, atau versi lain disebut kluster buruh/pekerja pabrik rokok ini menyumbang jumlah COVID-19 terbesar di wilayah Tulungagung, Kota Kediri dan Kabupaten Kediri.
Di Tulungagung, sampai berita ini ditulis, terkonfirmasi 15 buruh linting positif COVID-19. Di Kota Kediri dan Kabupaten Kediri jumlah buruh linting berikut rantai penularan yang bersifat transmisi lokal dari kluster pabrik/buruh linting pabrik rokok Tulungagung masing-masing mencatat jumlah sebanyak 29 orang dan 36 orang, sehingga total akumulasinya mencapai 80 orang positif terinfeksi corona.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona
ADVERTISEMENT