Pacul: Meski Anak Presiden, Gibran Kalah di Pilwalkot Solo Jika Bukan dari PDIP

12 Juli 2022 19:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gibran dan Rudy Hadyatmo di DPD PDIP Jateng. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gibran dan Rudy Hadyatmo di DPD PDIP Jateng. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menilai Wali Kota Solo Gibran Rakabuming belum tentu memenangkan Pilkada apabila tak diusung oleh PDIP. Menurut dia, kekuatan organisasi PDIP terbukti lebih kuat dibandingkan sosok figur.
ADVERTISEMENT
"Misalnya Mas Gibran dicalonkan di Wali Kota Solo, kalau dia dicalonkan gabungan partai politik lawan PDIP menang atau kalah? Meski anak presiden kalah, kalah. Pasti menang PDI," kata Bambang Pacul di Gedung DPR Senayan, Selasa (12/7).
Pacul mencontohkan, banyak pihak yang tak menyukai Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun saat diusung PDIP dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, 92% pemilih PDIP memilih Ahok.
Sebab itu ia yakin, selama masih dipimpin Ketum Megawati Soekarnoputri, PDIP lebih berpengaruh pada perolehan suara calon di pilkada mau pun pemilu, bukan sebaliknya.
Ketua Komisi 3 Bambang Wuryanto memberikan pernyataan saat konferensi pers di lantai 7, Fraksi PDI Perjuangan, Gedung Nusantara 1 Kompleks DPR, Jakarta, Selasa (12/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Pokoknya PDI, asal Ibu (Mega) perintahnya jelas saja. PDIP aneh ini. Dulu orang enggak suka Ahok. Ibu Mega antar sendiri, pokoknya mau Ahok. Baris semua balik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Terbukti PDIP di DKI 27,7 persen, 92% milih Ahok. Itu sangat tinggi waktu itu. Walau Ahok kalah, tapi PDIP firm. 92% pemilih PDI ke Ahok. Apa enggak ngerti itu, lho. Itu kekuatan PDI selama masih ada Ibu," tegas dia.
Berkaitan dengan hal ini, Pacul menekankan PDIP tak akan hanya fokus kepada figur dalam mengusung calon di pilpres dan pilkada di 2024. Ia menekankan, mesin partai juga merupakan kunci kemenangan PDIP di Pemilu Serentak 2024.
"Kalau kau partai politik, harus tergantung organisasi. Untuk melakukan eksekusi itu harus organisasi. Individual boleh mendukung, tetapi key suksesnya harus organisasi," tandasnya.