Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pagi Pertama di Rumah untuk Anak-Anak Tim 'Babi Liar' Thailand
19 Juli 2018 9:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kali setelah hampir tiga pekan, 12 anak dari tim sepak bola 'Babi Liar ' akhirnya bisa tidur nyenyak di rumah sendiri bersama keluarga.
ADVERTISEMENT
Kamis (19/7) menjadi hari istimewa bagi belasan anak-anak yang berusia 11-16 tahun itu. Menghirup udara pagi usai bangun tidur di rumah sendiri adalah nikmat yang seakan tiada ternilai harganya.
Bagaimanapun juga, bagi mereka terjebak di dalam gua Tham Luang, Chiang Rai, yang diliputi kegelapan di setiap sudutnya adalah pengalaman buruk yang tidak ingin diulangi lagi.
Namun, pagi ini, semua sudah berubah, disiarkan televisi nasional Thailand, senyum semringah serta candaan satu sama lain nampak di wajah seluruh anak-anak tersebut.
Di hari baru ini, tim sepak bola 'Babi Liar' memulai rutinitas dengan ambil bagian dalam kegiatan keagamaan. Di kuil Wat Pha That Doi Wao di distrik Mae Sai mereka memanjatkan doa syukur serta doa untuk penyelam AL Thailand Samarn Kunan yang tewas dalam upaya evakuasi.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers, Rabu (18/7) lalu, anak-anak tersebut mengaku hanya berencana berada di dalam gua demi melepas lelah sehabis latihan selama sejam.
Sayangnya rencana tinggal rencana. Hujan deras yang turun menyebabkan lorong-lorong gua terendam air dan mereka terjebak di dalam tempat tersebut selama 18 hari.
Menurut seorang bocah yang ikut terjebak, Titan, kejadian ini memberikan banyak pengalaman dan pelajaran hidup bagi dirinya dan teman setimnya.
"Pengalaman ini membuat saya lebih kuat dan mengajari saya untuk tidak cepat menyerah," sebut Titan yang merupakan anggota termuda 'Babi Liar' seperti dikutip AFP, Kamis (19/7).
Untuk saat ini, para anak-anak anggota tim sepak bola tersebut sudah punya rencana baru. Mereka akan menjadi biarawan dan belajar di kuil Buddha.
ADVERTISEMENT
Langkah keagamaan dilakukan mereka dengan satu tujuan, yaitu menghormati perjuangan Samarn Kunan yang sampai kehilangan nyawa hanya untuk mengeluarkan mereka dari dalam gua dengan selamat.