Paguyuban Kusir Andong Malioboro soal Usul Kuda Pakai Popok: Tunggu Konsepnya

10 April 2025 10:35 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi andong. Foto: GeorginaCaptures/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi andong. Foto: GeorginaCaptures/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Paguyuban Kusir Andong Yogyakarta menyambut baik ide Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo soal popok untuk kuda. Ide dari Hasto itu muncul untuk mengurangi dampak bau pesing di Malioboro karena kencing kuda.
ADVERTISEMENT
"Saya sebagai ketua paguyuban mengucapkan terima kasih atas ide itu. Tapi nanti kita coba lihat ide pempers kuda itu," kata Ketua Paguyuban Kusir Andong Yogyakarta Purwanto melalui sambungan telepon, Kamis (10/4).
Purwanto berharap perwakilan kusir andong ini bisa segera bertemu dengan wali kota. Sehingga konsep soal popok kuda ini bisa didiskusikan.
"Iya, saya menanti konsepnya seperti apa. Saya juga bisa diundang atau teman-teman Paguyuban kusir andong ini," katanya.
Soal popok kuda, pada saat Wali Kota Yogyakarta dahulu yakni Herry Zudianto sudah pernah dicetuskan. Para kusir menyebutnya dengan kantong kotoran kuda.
Sampai saat ini kantong kotoran kuda itu pun masih dipakai.
"Kalau kita kan sudah mempunyai kantong kotoran kuda, ya. Itu juga dulu waktu wali kota sebelumnya (dahulu) itu juga programnya, pampers kuda itu, kantong kotoran kuda yang bisa dilihat di setiap andong, itu memiliki tempat itu. Tapi kita belum tahu dengan Bapak Hasto ini mau yang gimana, saya juga belum ketemu," katanya.
ADVERTISEMENT

Rutin Jaga Kebersihan

Purwanto mengatakan paguyuban dengan 421 andong dan 500 anggota ini selalu berkomitmen menjaga kebersihan sejak lama.
"Di Paguyuban kita sudah ada aturan semua andong harus wajib membawa pewangi cuci itu dan air, selagi membuang kotoran itu kita siram pakai pewangi dan air itu," katanya.
"Kalau kencing di Malioboro pun dari pemerintah kota sudah menyiapkan kran air itu untuk nyemprot. Sudah ada di setiap cekungan milik andong itu, pasti sudah ada krannya itu. Itu fungsinya untuk itu," katanya.
Selain itu, kerja bakti selama ini juga rutin dilaksanakan paguyuban.
"Kita tiap minggu kerja bakti disemprot minyak wangi begitu," katanya.
Terlebih andong sudah menjadi ikon Yogyakarta khususnya Malioboro. Maka pihaknya selalu berusaha menjaga kebersihan Malioboro dari kotoran kuda maupun bau pesing.
ADVERTISEMENT
Diberitakan sebelumnya, dari hasil pengamatan Hasto, wadah tahi kuda yang ada selama ini kurang memadai. Dia meminta untuk dikaji karena masih sering tumpah.
"Saya memikirkan bagaimana pampers jaran (kuda) di andong Malioboro ini penting ternyata," kata Hasto di DPRD Kota Yogya, kemarin, Rabu (9/4).
Wadah yang ada di belakang kuda selama ini hanya untuk tahi. Menurut Hasto kecing masih bisa meluber di jalanan.
"Jadi itu kalau yang masih tumpah-tumpah itu kan, itu kalau kencing itu kan meleber-leber (luber) Ini kan tadah (wadah) tahi kok bukan tadah uyuh (wadah kencing) kok," katanya.
Terlebih jika kudanya jantan maka melubernya kecing di jalan akan semakin besar.
"Belum lagi kalau jarannya laki-laki kencingnya ke mana-mana," katanya.
ADVERTISEMENT
"Jantan memang kan ke depan kencingnya. Itu kan mesti mancur ke depan. Ya pesing lah," bebernya.
"Belum ketemu teknologinya tapi kalau ada pampers kuda bagus juga menurut saya," pungkasnya.