Pahit Manis Bisnis Kulit Hewan Selepas Kurban

23 Agustus 2018 16:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpukkan kulit kambing dan sapi kurban milik Bobby Sungkar. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukkan kulit kambing dan sapi kurban milik Bobby Sungkar. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tumpukan kulit-kulit kambing dan sapi masih tertata rapi di tepi rumah kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Bobby, sang pemilik rumah tampak sibuk mencatat jumlah kulit-kulit tersebut. Perayaan Idul Adha, menjadi hari yang sibuk baginya, sebab Bobby merupakan pengepul kulit-kulit hewan kurban.
ADVERTISEMENT
Bobby mengaku kulit-kulit tersebut diperoleh dari beberapa masjid di Jakarta. "Ini dari masjid-masjid di Jakarta, ada Jakarta Selatan, Jakarta Timur," ujar Bobby saat ditemui kumparan, Kamis (23/8).
Bobby sudah menjalankan usaha jual beli kulit hewan selama puluhan tahun. Usaha tersebut sudah dijalankan turun temurun dari kakek dan ayahnya.
"Sudah lama, istilahnya saya lahir juga sudah usaha kaya begini," imbuhnya.
Perlembar kulit kambing dihargai Rp 3.000 - Rp 17.000, sementara untuk kulit sapi dihargai Rp 6000 per kilogram. Harga tersebut masih bisa berubah tergantung jenis dan ukuran.
"Kambing, domba dihitungnya per sentimeter, yang paling mahal 120 sentimeter bisa Rp 17.000. Kalau sapi karena ukurannya gede jadi dihitungnya per kilogram, satu lembar bisa sampai 15 - 50 kilogram," tambah lelaki bernama lengkap Bobby Sungkar.
Tumpukkan kulit kambing dan sapi kurban milik Bobby Sungkar. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukkan kulit kambing dan sapi kurban milik Bobby Sungkar. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
Pada Idul Adha, kulit yang ia dapat bisa meningkat hingga 60 persen sampai 70 persen ketimbang hari biasa. Begitu juga dengan pendapatannya.
ADVERTISEMENT
"Hari biasa paling ratusan lembar, kalau (Idul Adha) bisa ribuan, (kulit) sapi bisa ton-an. (Omset) sampai Rp 100 juta lebih, per minggu ngitungnya," jelas Bobby.
Setelah ia terima, kulit-kulit itu ditaburi oleh garam krosok atau garam kasar sebagai pengawet. Kemudian kulit tersebut dijual lagi ke pengepul besar baru ke pabrik.
Dari pabrik inilah yang kemudian diolah menjadi bahan baku pakaian, tas, sepatu merk-merk ternama dunia semisal Gucci hingga Louis Vuitton.
"Kalau domba itu sering jadi jaket, pakaian, kalau sapi lebih ke sepatu. (Kulit Kambing) banyak ke pasar lokal, (kulit kambing) paling jadi wayang atau pajangan kaligrafi," imbuhnya.
Tumpukkan kulit kambing dan sapi kurban milik Bobby Sungkar. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukkan kulit kambing dan sapi kurban milik Bobby Sungkar. (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
Meski meningkat pada Idul Adha, secara keseluruhan menurut lelaki berusia 33 tahun ini, bisnis kulit hewan tengah lesu. Ia bercerita pada lima tahun ke belakang, harga kulit kambing dan domba bisa mencapai Rp 30.000 sampai Rp 50.000 per lembarnya. Sedangkan sapi bisa mencapai Rp 20.000 per kilogramnya.
ADVERTISEMENT
"Turunnya jauh banget, dulu banyak juga di Jakarta pengepul belakangan banyak yang tutup. Harga garam krosok juga naik bisa 120.000 per sak, kalau dulu paling cuma 30.000," kata Bobby.
Menurut Bobby, salah satu penyebab turunnya harga kulit karena permintaan dari luar negeri yang kian berkurang. "Kalau (permintaan) lokal kan cuma di daerah-daerah tertentu, seperti Garut, Jawa Tengah, lebih ke home industry, jadi beda," pungkasnya.