Pak Jokowi dan Pak Anies, Bukan Kami Tak Mau WFH, tapi Gaji Kami Bakal Dipotong

25 Maret 2020 14:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi memimpin terbatas secara online. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi memimpin terbatas secara online. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi, begitu juga Gubernur Anies Baswedan sudah memberikan imbauan agar masyarakat di rumah saja. Berkali-kali imbauan itu disampaikan dalam sejumlah jumpa pers.
ADVERTISEMENT
Pilihan yang paling baik di masa penyebaran virus corona ini adalah berdiam di rumah.
Tak heran bila tagar #dirumahaja menjadi trending di media sosial. Diikuti dengan langkah sejumlah perusahaan mengambil kebijakan agar karyawan mereka bekerja di rumah alias work from home (WFH).
Tapi tak semua perusahaan bisa WFH dengan segala pertimbangan, padahal sebenarnya perusahaan itu bisa melakukannya. Perusahaan ini bukan yang bergerak di bidang kesehatan, atau juga pelayanan masyarakat.
kumparan mendapatkan aduan dari sejumlah pembaca lewat email ke [email protected] pada Rabu (25/3) terkait perusahaan yang tak melakukan WFH.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta
Berikut pengakuan para pembaca itu, yang tentunya nama pengirim disamarkan.
Saya mau melaporkan, di perusahaan M atau yang lebih di kenal PT. S di Dan Mogot Jakarta Barat, tidak mengikuti aturan pemerintah dan Bapak Presiden ataupun Bapak Gubernur DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Di perusahaan ini, karyawan tidak adanya WFH dan kalau tidak masuk, diberitahukan untuk bisa ambil cuti atau UNPAID. sedangkan cuti tidak ada sampai 2 minggu/14 hari, itu pun yang bekerja di sana 1 tahun baru dapat cuti, tapi cuma 7 hari, jadi intinya DIPOTONG, kalau tidak masuk.
Kami selaku karyawan pun merasa tidak tahu harus bagaimana, sedangkan kami ingin WFH, kami yang punya keluarga serba salah karena kalau tidak masuk juga dipotong gaji, tapi tidak ada kebijakan apa pun di kantor tersebut. Kami pun tidak tenang, tidak fokus bekerja dengan adanya pandemic virus korona/COVID-19 ini. Dimohon untuk di berlaku tegas, agar virus korona pun tidak menyebar di perusahaan-perusahaan lain yang tidak bisa bekerja di rumah.
ADVERTISEMENT
Kami selaku karyawan ingin mengikuti aturan pemerintah, namun kondisi kantor tidak men-support kami untuk melakukan WFH.
Saya yang bekerja disana harus memberitahu ini, tapi di mohon bantuan nya untuk tidak memberikan informasi data saya seperti email yang mengadukan nya, Terima kasih
Hormat Saya
(Nama disamarkan)
Kemudian ada juga pengakuan dari pembaca yang namanya juga disamarkan, sebut saja A, yang mengaku kerja di industri perbankan.
Dear team,
Selamat pagi.. Semoga curhatan kecil ini bisa mewakilkan para karyawan perbankan yang harus berkorban tetap bekerja melawan covid ini. Kami saat ini para karyawan perbankan sebagian besar mungkin sudah ikhlas menerima keadaannya dan banyak yang berpikir "tidak apa apabila kami yang terkena virus tersebut, asalkan jangan virus tersebut kami bawa pulang ke keluarga kami khususnya orang tua kami".
ADVERTISEMENT
Kami tahu perekonomian akan semakin menurun apabila sektor perbankan ditutup semuanya. Dan dari sisi perusahaan kami pun juga sudah memberikan kami fasilitas seperti masker, handsanitizer, makanan, vitamin bahkan jam layanan ditutup percepat meskipun kami tetap pulang seperti biasanya karena nasabah yang tetap ramai berkunjung. Tapi di atas itu semua kemungkinan kami untuk terkena virus dan membawa virus tersebut ke keluarga kami masih tetap ada.. Dengan kondisi yang nyatanya pengunjung yang melakukan transaksi di bank masih sangatlah banyak, padahal pemerintah sudah melakukan peringatan untuk tetap di rumah.
Sedikit pertanyaan dari saya, apakah memang menurut pemerintahan perbankan tidak dapat ditutup untuk sementara waktu ini? Apa pemerintah sempat berpikir bahayanya virus tersebut khususnya untuk para frontliner yang harus berhadapan langsung dengan berbagai macam orang banyak? Apa pemerintah tidak bisa lebih tegas menanggapi perusahaan yang sampai saat ini tidak melakukan WFH? Perbankan masih ramai, itu berarti masih banyak masyarakat yang tidak peduli peringatan dari pemerintah. Setiap hari kami harus berperang melawan pandemi ini, sampai-sampai tak jarang kami pulang ke rumah dengan rasa penuh dengan ketakutan apabila bertemu dengan keluarga saya karena mereka sudah berdiam di rumah dan totalitas dalam menjaga kebersihannya namun sedangkan kami di luar sana masih harus bekerja..
ADVERTISEMENT
Demikian cerita ini dapat saya bagikan. Semoga cerita ini bisa dijadikan masukan untuk pencegahan virus COVID ini. Semua media sudah melakukan peringatan untuk tetap berdiam di rumah. Kami sangat ingin, tapi kami tidak bisa.
Saya yakin pemerintah sekarang sedang bekerja keras untuk melawan wabah ini. Semangat !! Semoga Tuhan senantiasa melindungi kita semua !!
Terima kasih.