Ilustrasi lilin

Pakai Lilin Saat Mati Listrik? Jauhkan dari Bahan Mudah Terbakar

5 Agustus 2019 20:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lilin. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lilin. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Penggunaan lilin menjadi salah satu penyebab kebakaran yang terjadi saat listrik mati massal di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Plt Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) DKI, Subejo mengimbau sebaiknya masyarakat menggunakan emergency lamp atau lampu darurat sebagai pengganti lilin.
ADVERTISEMENT
"Sebaiknya memang gunakan emergency lamp yang sebelumnya di-charge atau gunakan senter," kata Subejo saat dihubungi, Senin (5/8).
Selain lampu darurat, masyarakat juga boleh untuk sementara memanfaatkan lampu kendaraan yang dihidupkan sebagai pengganti lampu. Namun, ia meminta agar emisi gas dibuang ke arah udara terbuka agar tidak membahayakan.
"Jangan sampai terakumulasi di dalam rumah yang bisa membahayakan penghuni rumah. Tapi yang lebih aman memang gunakan senter penerang atau emergency lamp," ucap dia.
Namun, apabila masyarakat terpaksa menggunakan lilin, sebaiknya dijauhkan dari bahan yang mudah terbakar. Ia juga meminta agar lilin itu dapat diletakkan dengan sempurna.
"Tapi kalau terpaksa gunakan lilin harus bisa pastikan aman. Jauhkan lilin dari bahan yang mudah terbakar. Pastikan lilin tersebut tidak akan terguling atau jatuh dan bergerak ke arah bahan yang mudah terbakar," tutupnya.
Petugas berupaya memadamkan api yang membakar lahan di daerah perbatasan Sumatera Selatan (Sumsel)-Jambi, Muara Bahar, Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumsel, Jumat (2/8). Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Bedasarkan data yang dimiliki PKP, sebanyak 40 kejadian kebakaran terjadi sejak Minggu-Senin (4-5 Agustus). Sejumlah faktor pemicu kebakaran mulai dari kelistrikan hingga penggunaan lilin.
ADVERTISEMENT
Tepatnya ada sebanyak 16 kejadian atau 40 persen karena kelistrikan, sementara kebakaran yang disebabkan penggunaan lilin sebanyak 11 kejadian atau 27,5 persen. Terakhir, kebakaran karena faktor membakar sampah dengan 10 kejadian atau 25 persen.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten