Pakar Ungkap Penyebab COVID di RI Turun

26 Desember 2022 18:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi sempat bergurau menanggapi kasus COVID-19 di Indonesia yang kurang dari 1.000 kasus per hari. Jokowi menyebut virus sudah tak senang lagi dengan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tetapi (alasannya) karena apa? Itu yang harus dilihat, dikaji, di sana. Apakah karena imun sudah lebih baik? Atau apakah virusnya sudah tidak senang dengan Indonesia," seloroh Jokowi saat meninjau Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (26/12).
Soal kasus COVID-19 yang semakin menurun, Guru Besar Fakultas Kedokteran UI sekaligus Direktur Program Pascasarjana Universitas Yarsi, Profesor Tjandra Yoga Aditama memaparkan sejumlah alasan.
"Penyebab kasus COVID-19 di dunia menurun adalah antara lain: negara-negara menjalankan 3M, 3T dan vaksinasi," ujar Tjandra saat dihubungi kumparan, Senin (26/12).
Selain itu, karena varian yang kini ada memang tidak seganas varian-varian yang lalu. Terkait dengan antibodi, Tjandra membenarkan bahwa tingkat antibodi masyarakat Indonesia memang tinggi. Keadaan ini juga sebenarnya sejalan dengan negara-negara lain yang memiliki antibodi tinggi.
ADVERTISEMENT
"Tentang antibodi, berbagai negara juga kadarnya tinggi, bukan hanya Indonesia. Waktu saya di India tahun 2020 saja maka sudah sekitar 50 persen warga New Delhi sudah ada antibodinya, apalagi sekarang," katanya.
Tjandra menjelaskan bahwa kemungkinan status gawat darurat dalam penanganan COVID-19 akan dicabut tahun depan.
"Kasus COVID-19 menurun terjadi hampir di semua negara di dunia, kecuali memang China yang angkanya dikabarkan meningkat. Maka WHO sejak September (terakhir 14 Desember) sudah mulai menyebut bahwa di tahun 2023 diharapkan kegawatdaruratan pandemi diharapkan sudah dapat dicabut," katanya.
Presiden Jokowi mengaku optimis bahwa masyarakat Indonesia memilki kekebalan tubuh yang baik, dibuktikan dengan data survei serologi yang mencapai di atas 90 persen.
Hasil survei serologi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI menunjukkan sebanyak 98,5 persen populasi Indonesia memiliki antibodi terhadap COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Asal serologi survei kita sudah sampai 90 persen, ya artinya kita kemungkinan sudah baik. Ada apa pun dari mana pun seharusnya sudah tidak ada masalah," ucap Jokowi.