Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Paket Mencurigakan Diduga Bom Ditemukan di Rumah Barack Obama
25 Oktober 2018 0:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Tak hanya di kediaman Bill dan Hillary Clinton, paket mencurigakan yang diduga berisi bom juga ditemukan di kediaman mantan Presiden AS Barack Obama, Rabu (24/10). Diilansir Reuters, meski demikian, pihak kepolisian setempat telah memastikan Barack Obama dan keluarga tidak dalam bahaya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sebuah bom kecil juga ditemukan di kediaman George Soros, seorang miliuner yang juga pendonor bagi Partai Demokrat tempat Hillary dan Obama bernaung, pada Senin (22/10). Paket yang ditemukan di kediaman Soros, identik dengan paket yang dikirimkan ke rumah Clinton.
Paket mencurigakan yang diduga berisi bom juga ditemukan di gedung Time Warner Center, tepatnya di ruang surat CNN New York. Akibatnya, para karyawan segera dievakuasi dan pihak CNN tengah menghubungi biro-bironya di seluruh dunia. CNN sering menjadi sasaran Presiden Donald Trump karena liputannya,
Polisi menyebut, pihaknya akan segera melakukan investigasi mulai Rabu (24/10), atau kurang dari 2 minggu sebelum pemilu legislatif di AS. Pemilu dua tahunan itu digelar untuk memilih anggota DPR dan beberapa anggota senator. Sedangkan pemilihan presiden dilakukan pada pemilu 4 tahun sekali.
Insiden tersebut juga meningkatkan ketegangan politik di AS. Apalagi, saat ini mayoritas kursi parlemen di AS masih dipegang oleh Partai Republik yang merupakan partai Presiden Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Sementara, pihak Gedung Putih, dalam pernyataannya mengaku mengutuk keras upaya penyerangan terhadap Obama dan Clinton. Sementara, Donald Trump saat diberi tahu soal paket mencurigakan tersebut mengaku akan menanggapinya dengan serius.
"Dinas Rahasia Amerika Serikat dan lembaga penegak hukum lainnya sedang menyelidiki dan akan mengambil semua tindakan yang tepat untuk melindungi siapa pun yang terancam oleh para pengecut ini," kata juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders.